Oleh : Usman Asshiddiqi Qohara, S.Sos, M.Si
Bagi sebagian Orang Perpustakaan hanya sebatas tempat Dimana buku ditaruh, sehingga outputnya hanya untuk membaca atau mencari bahan bacaan. Dengan segala jenis perpustakaannya, sehingga Sebagian orang belum melihat bahwa Perpustakaan itu memiliki nilai dan manfaat besar untuk kesejahteraan masyarakat. Secara definisi Perpustakaan Adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. padahal pada saat ini, dengan adanya transformasi Perpustakaan berbasis Inklusi Sosial Perpustakaan itu Adalah suatu wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan. Manfaatnya antara lain Perpustakaan bisa melakukan aktifitas untuk memberikan manfaat yang besar baik pemustaka maupun Masyarakat umum.
Selama ini, perpustakaan masih kerap dipersepsikan sebatas ruang penyimpanan buku, tempat membaca, atau mencari referensi bacaan semata. Pandangan tersebut membuat sebagian masyarakat belum sepenuhnya melihat peran strategis perpustakaan sebagai pusat informasi, ruang ekspresi kesenian, serta fondasi penting bagi pengembangan akademik dan kesejahteraan sosial. Padahal, di balik rak-rak buku yang tertata, perpustakaan menyimpan potensi besar sebagai jantung peradaban pengetahuan.
Secara institusional, perpustakaan adalah pengelola karya tulis, karya cetak, dan karya rekam yang dikelola secara profesional melalui sistem baku untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi. Dalam konteks akademik, perpustakaan menjadi ruang tumbuhnya tradisi berpikir kritis, riset yang berintegritas, serta dialog keilmuan lintas disiplin. Sebagaimana kata Albert Einstein, “The only thing that you absolutely have to know, is the location of the library.” Kalimat ini menegaskan bahwa akses terhadap pengetahuan adalah kunci kemajuan manusia.
Lebih dari itu, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial menjadikan perpustakaan sebagai ruang hidup yang terbuka bagi semua. Di dalamnya, literasi informasi berpadu dengan aktivitas kesenian, diskusi publik, pelatihan keterampilan, hingga penguatan kapasitas masyarakat. Perpustakaan tidak lagi hanya sunyi, tetapi menjadi ruang kreatif tempat gagasan bertemu, budaya dirawat, dan solusi dirumuskan. Seperti syair lagu yang mengatakan, “Hidup adalah soal memberi makna,” perpustakaan hadir memberi makna baru bagi proses belajar sepanjang hayat.
Melalui berbagai program partisipatif, perpustakaan berkontribusi langsung dalam menjawab persoalan sosial, memperkuat daya saing masyarakat, serta menjadi simpul solusi berbasis pengetahuan. Ke depan, penguatan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) dan pembangunan kembali jejaring dengan Forum Perpustakaan Kabupaten/Kota menjadi langkah strategis untuk memastikan perpustakaan benar-benar berfungsi sebagai pusat informasi, kesenian, akademisi, dan solusi bagi masyarakat luas.



