Kemegahan Perayaan Sejiet Kongco Hok Tek Tjeng Sin ke-336 di Vihara Boen San Bio: Simbol Harmoni dalam Keberagaman


Tangerang – Vihara Boen San Bio kembali menyedot perhatian dengan perayaan Sejiet Kongco Hok Tek Tjeng Sin ke-336, sebuah peristiwa spiritual yang juga menjadi bukti hidupnya harmoni dalam keberagaman budaya. Dari 23 Februari hingga 2 Maret 2025, perayaan ini menghidupkan suasana Kota Tangerang dengan doa, ritual sakral, serta pertunjukan seni yang mencerminkan perpaduan budaya Tionghoa dan Nusantara,Senin (3/3/2025).

Perayaan Akbar yang Dihadiri Tokoh Penting

Puncak perayaan pada 27 Februari 2025 berlangsung meriah dengan kehadiran berbagai tokoh pemerintahan, tokoh agama, serta masyarakat dari berbagai latar belakang. Turut hadir Camat Karawaci Ahmad Zuldin Syafei, perwakilan Kapolres Metro Kota Tangerang Iptu Dedy, perwakilan Danramil Kota Tangerang Kapten AR Nasution, Pembimas Buddha Provinsi Banten Samidah, Ketua FKUB Kota Tangerang KH Amin Munawar, Ketua Makin Kota Tangerang JS Keng Yu, serta para dewan pembina dan pengurus vihara.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Boen San Bio, Tio Tjai Hua, menekankan bahwa perayaan ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga momentum untuk menumbuhkan kebersamaan.

“Membangun kebajikan adalah kunci kebahagiaan sejati. Ketika kita berbagi, membantu sesama, dan hidup dalam harmoni, kita akan merasakan kebahagiaan yang sejati,” ujar Tio Tjai Hua dengan penuh semangat.

Tradisi, Akulturasi, dan Kebersamaan dalam Satu Perayaan

Perayaan Sejiet Kongco Hok Tek Tjeng Sin telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Tionghoa di Indonesia selama lebih dari tiga abad. Namun, perayaan di Vihara Boen San Bio menunjukkan bahwa tradisi ini bukan hanya milik satu kelompok, melainkan telah menjadi bagian dari keberagaman budaya di Tangerang.

Camat Karawaci Ahmad Zuldin Syafei menegaskan bahwa acara ini adalah contoh nyata akulturasi yang harmonis.

“Kota Tangerang adalah miniatur Indonesia yang kaya akan budaya dan agama. Perayaan seperti ini menunjukkan bahwa kita bisa hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati,” tuturnya.

Selain doa dan ritual, kemeriahan acara juga diwarnai dengan hiburan budaya seperti gambang kromong, wayang potehi, barongsai, pentas seni, talk show, hingga penampilan band.

Antusiasme Pengunjung dan Harapan Kebahagiaan

Perayaan ini bukan hanya dirasakan oleh umat Buddha, tetapi juga oleh masyarakat dari berbagai latar belakang. Ibu Mei Lan, seorang pengunjung yang setiap tahun menghadiri perayaan ini, mengungkapkan kebahagiaannya.

“Saya selalu datang ke sini untuk berdoa dan menikmati suasana. Musik gambang kromong mengingatkan saya pada masa kecil. Perayaan ini membawa kedamaian di hati,” katanya.

Di sisi lain, Ketua Umum Boen San Bio, Tio Tjai Hua, menegaskan bahwa perayaan ini bukan hanya tentang kemeriahan, tetapi juga tentang menebarkan kebajikan dan harapan.

“Kami ingin menunjukkan bahwa kebajikan adalah cahaya kebahagiaan. Dengan saling membantu dan menghormati, kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik,” tutupnya.

Dengan kemegahan perayaan ini, Vihara Boen San Bio kembali membuktikan bahwa tradisi dan keberagaman bisa berjalan beriringan, menciptakan harmoni yang indah di tengah masyarakat Kota Tangerang ,(Aderiza).


Next Post

CISOMANG, HASAN DAN HASNA Dari UPI Bandung ke UPI Serang

Sen Mar 3 , 2025
Serang – Naluri jurnalisme saya terusik ketika membaca Cisomang (Kabupaten Bandung Barat) dan dua nama yang nyaris sama : Hasan […]