SERANG — Percepatan pembangunan dan penataan tata kota yang gencar dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Serang dalam beberapa waktu terakhir merupakan wujud komitmen kuat untuk menjawab harapan masyarakat, alih-alih sekadar target politik. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Walikota Serang, Nur Agis Aulis
“Bukan hanya target politik, tapi ini menjadi komitmen Pak Budi Pak Agis. Karena ini menjadi harapan bagi masyarakat. Banyak masyarakat Kota Serang ini ingin sekali kotanya itu menjadi indah, lebih rapi, ramai,” jelas Nur Agis kepada wartawan beberapa waktu yang lalu.
Tantangan dan Strategi Mitigasi
Dalam proses ngebut penataan ini, Pemkot Serang tidak terlepas dari tantangan, terutama dinamika pro dan kontra yang muncul dari relokasi pedagang kaki lima (PKL) di berbagai titik, seperti di Pasar Rau dan kawasan stadion.
Nur Agis mengungkapkan bahwa Pemkot telah melakukan mitigasi sebelum eksekusi.
“Kita harus siapkan solusinya. Ini yang menjadikan alasan pak wal, Pak Budi karena apa, Salah satunya memang karena kekompakan juga, sehingga kemudian ini bisa diselesaikan dengan baik,” katanya.
Strategi penanganan konflik yang diterapkan berpegang pada pendekatan humanis yang diimbangi dengan ketegasan.
“Kita sudah melakukan pemetaan, melakukan mitigasi, yang pasti edukasi dan kita melakukan pendekatan yang humanis kepada para pedagang. Tapi pada kata kuncinya, semua itu bisa kita lewati dengan apa, Pertama adalah ketegasan,” terangnya.
Dukungan Anak Muda dan Ekonomi Kreatif
Keberhasilan relokasi dan penataan ini juga ditopang oleh kolaborasi aktif dari masyarakat, khususnya generasi muda. Nur Agis mengapresiasi peran anak muda yang bergerak sebagai relawan, pegiat sampah, dan inisiator event yang secara langsung menghidupkan ekonomi dan kota.
“Peran dari para komunitas khususnya anak-anak muda, akhirnya kemudian mendorong banyaknya event-event, dan tentunya kalau bagi Kota Serang, adanya event-event ini kan menghidupkan kota, sehingga efeknya adalah menghidupkan ekonomi,” tutup Nur Agis.



