KORANTANGERANG.COM|| – Tangerang, Sebagai mana sudah diketahui bahwa Indeks kualitas udara kota Tangerang sudah mencapai diatas 150 AQI dengan nilai polutan PM2.5 diatas 50. Polutan tersebut dapat memiliki berbagai dampak yang tidak sehat bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Berkesempatan awak media untuk bincang bincang dengan Ir. Edi Suyitno MARS, FISQua selaku Direktur yang temui di kesibukkannya, pada saat yang bakal Kampus Universitas Bhakti Asih Tangerang, mengenai apa saja yang harus dilakukan oleh penduduk Kota Tangerang agar dapat meminimalkan dampak dari tingginya polutan di Kota Tangerang.Kamis (7/9/2023).
Penduduk penyangga Kota Tangerang, seperti penduduk di mana pun, dapat mengambil langkah langkah individu untuk memilih tempat tinggal di luar perkotaan atau di pinggiran kota. Tingkatkan penggunaan moda transportasi umum seperti bus dan kereta api. Jika bisa Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan naik sepeda, jalan kaki ke kantor.
Lalu membantu melindungi diri mereka sendiri dan keluarga dari akibat penyakit yang disebabkan oleh polusi udara. Yang pertama adalah ikut aktif memantau kualitas udara dengan selalu memeriksa indeks kualitas udara (AQI) dan peringatan polusi udara yang tersedia.
Banyak aplikasi android ataupun IOS yang memberikan data tersebut secara real time. Dalam kondisi polusi udara yang tinggi, hindari aktivitas di luar ruangan jika memungkinkan.
” Menambahkan Yang kedua adalah, gunakanlah masker penutup mulut dan hidung . Ketika kualitas udara tidak sehat lalu kita harus berada di luar ruangan, pertimbangkan untuk menggunakan masker yang dirancang untuk melindungi dari partikel udara halus, Ini dapat membantu mengurangi paparan polusi udara.
” Selanjutnya hindari tempat dengan polusi tinggi, terutama jika kita termasuk dalam kelompok rentan seperti anak-anak atau orang tua. Tinggal di dalam ruangan saat kualitas udara buruk adalah pilihan yang lebih aman, dengan catatan kualitas udara dalam ruangan dijaga dengan ventilasi yang diatur dengan baik tutur Edy .
Penggunaan alat pembersih udara dalam ruangan atau tanaman indoor dapat membantu membersihkan udara.
Kemudian Edi memberikan saran agar sebisanya menghindari berkendara saat macet, sementara lintas batas berasal dari wilayah lain di luar lokasi tercemar.
walaupun ini agak sulit untuk dilakukan. Kemacetan lalu lintas dapat menyebabkan paparan polusi udara yang tinggi.
Jika memungkinkan, gunakan transportasi umum atau berkendara pada jam yang lebih sepi. Sebaiknya mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi dan beralih ke transportasi umum, sepeda, atau berjalan kaki dapat membantu mengurangi emisi kendaraan dan kontribusi pribadi terhadap polusi udara. Ungkapnya.
Pemerintah setempat tentunya mempunyai program berkala perbaikan lingkungan, kita sebagai warga negara yang baik selayaknya ikut berpartisipasi dalam program-program lingkungan yang berfokus pada penghijauan, pengurangan limbah, dan penggunaan energi bersih. Dukungan kepada inisiatif ini dapat membantu mengurangi polusi udara secara keseluruhan.
Yang terakhir perhatikan kesehatan pribadi dengan menjalani gaya hidup sehat. Polusi udara dapat berdampak lebih buruk pada individu yang memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada.
Konsultasikan dengan dokter terpercaya tentang langkah-langkah yang perlu diambil, jika kita memiliki masalah pernapasan atau kesehatan lainnya. Jangan lupa beri edukasi tentang informasi adanya dampak polusi udara pada kesehatan dengan teman, keluarga, dan masyarakat sekitar kita agar lebih banyak orang menyadari pentingnya melindungi diri dari polusi udara.
Penting untuk diingat bahwa melindungi diri dari polusi udara adalah tanggung jawab bersama. Selain mengambil langkah-langkah individu, penting juga untuk mendukung upaya pemerintah dan masyarakat dalam mengurangi emisi polutan dan meningkatkan kualitas udara di Kota Tangerang.
“Udara adalah nikmat dari Allah yang tak ternilai harganya, partisipasi dalam memelihara udara bersih mudah mudahan merupakan ibadah yang bisa kita lakukan dalam rangka mensyukuri nikmat Allah tersebut” tutup Edi Suyitno.
Aderiza