Usaha Gula Semut Tetap Bertahan Ditengah Pandemi Covid-19


Lebak – Para pelaku usaha kecil dan menengah mengaku mengalami penurunan penghasilan selama Pandemi Covid-19. Meski demikian, mereka diharuskan tetap bertahan untuk tetap berkreasi demi mengais rejeki.

Pengamat ekonomi yang juga pelaku usaha pengolahan Gula Semut di Kabupaten Lebak. Ucu Juhroni mengatakan, Saat ini kondisi perekonomian di seluruh wilayah sangat mengkhawatirkan, serta dampaknya bagi kelompok menengah ke bawah sangat terasa. 

Kata Ucu, begitupun dengan usaha pengolahan Gula Semut miliknya, saat ini hanya melakukan pengolahan ala kadarnya dan tak berproduksi besar. Lantaran, kondisi pasar sangat sepi. Namun, Ia tidak berkecil hati, mengingat masih ada saja pemesan Gula Semut dari berbagai kalangan, mulai dari ASN, dosen, mahasiswa hingga pengusaha. 

“Kita tetap berusaha bertahan ditengan Pandemi Covid-19. Gula Semut produksi Alingga, tetap memenuhi permintaan pelanggan, meski dalam skala kecil saja,” kata pemilik usaha Gula Semut Alingga Farm, Ucu Juhroni kepada wartawan, Selasa (21/04/2020). 

Selain itu, niat Ucu untuk terus membuka usahanya didasari oleh rasa kemanusian. Lantaran, mayoritas bahan baku Gula Aren produksinya berasal dari daerah Lebak, semisal Kecamatan Sobang, desa Hariang dan Malingping. 

“Kami tetap jalan saja, karena bahan baku kita berasal dari petani tradisional di Lebak. Kalau bukan kita yang membeli bahan dari mereka, mau siapa lagi yang perduli kepada mereka,” ujarnya. 

Masih kata Ucu, agar usaha Gula Semut bisa berkelanjutan, Alingga Fiat giat melakukan pembinaan terhadap kelompok petani aren. Dengan harapan, agar para petani Gula Aren memiliki pengetahuan lebih tentang pengolahan serta pemasaran yang jelas. 

“Sejumlah petani Aren di sini sudah punya pasar yang pasti, mereka tidak kebingungan kemana harus menjual. Karena, kita stand by 24 jam untuk menampung Nira dari petani,” terangnya. 

Terpisah, salah seorang pengusaha emping jengkol, Deddy Sopyan mengatakan, sejak Pandemi Covid-19 merebak, emping jengkolnya sudah jarang di pesan oleh konsumen. 

“Sepi pak, saya sudah tidak memproduksi emping jengkol lagi,” kata Deddy.(*)


Next Post

SMSI Banten Juga Tolak Pasal Yang Mengekang Kebebasan Pers, Dukung Dewan Pers Tunda RUU Cilaka

Sel Apr 21 , 2020
Nanten – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Banten mendukung pernyataan Dewan Pers, agar pemerintah bersama DPR menghentikan pembahasan RUU […]