Lebak – Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau lebih disingkat dengan PKBM adalah suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi dan budaya. Tujuan PKBM, memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah. Hal tersebut dikatakan Ketua PKBM Pangayom, Apuh Saepudin saat ditemui Fajarbanten.com di rumahnya, Senin (05/08/2019).
Dijelaskan Apuh, PKBM yang diketuainya yang beralamat di Desa Parage, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, tahun ini mendapakan bantuan DAK nonfisik BOP Kesetaraan 2019 dari Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak.
Masih katanya, pada tahun ini, PKBM nya memilik jumlah warga belajar sebanyak 118 orang terdiri dari warga belajar kesetaraan Paket A sebanyak 15 orang, Paket B sebanyak 52 orang dan Paket C sebanyak 51 orang.
“Dalam hal ini yang dibiayai dari BOP Kesetaraan hanya warga belajar Paket B dan C saja, namun kami pun menyelenggarakan Paket A,” ucap Apuh.
Para warga belajar itu, lanjut Apuh, berasal dari warga sekitar Kecamatan Cikulur dengan jumlah tenaga Tutor sebanyak 12 orang dan kegiatan belajar mengajar (KBM) nya pada hari Sabtu dan Minggu bertempat di SDN 1 Parage.
“Untuk KBM nya kami laksanakan 2 hari dalam seminggu yakni, hari Sabtu dan Minggu bertempat di gedung SDN 1 Parage,” terangnya.
Menurut Apuh, rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia salah satunya diakibatkan oleh tingginya angka putus sekolah, pada level pendidikan dasar dan level pendidikan menengah. Oleh karena permasalahan-permasalahan tersebut, lanjut Apuh, program kesetaraan merupakan program yang sangat vital dalam menjawab permasalahan kualitas (mutu) sumber daya manusia. Sesuai dengan fungsi dan peranannya PKBM sebagai pusat kegiatan pembelajaran masyarakat memiliki peran penting dalam mengembangkan program-program kesetaraan di tengah-tengah masyarakatnya. Program kesetaraan melingkupi program Kelompok Belajar paket A setara SD/MI, Kelompok Belajar Paket B setara SMP/MTs dan Kelompok Belajar Paket C setara SMA/SMK/MA.
“Karena program ini baik untuk membantu masyarakat yang tidak mampu dan putus sekolah juga dalam upaya mensukseskan program wajib belajar 12 tahun, maka kami berharap pemerintah terus secara berkelanjutan memberikan intervensi dan motivasi agar apa yang di cita-citakan bersama dapat tercapai,” pungkas Apuh.(Ajat).