Trenggalek – Tidak selamanya usaha itu suah. Setelah pahit asti ada manos yang akan diecap hingha senyum itu terpancar. Petani yang sebelumnya hatus menanggung beban berat usai panen, kini sedikit bernafas lega.
Masyarakat menggendong hasil kebun, melintas diantara material rabat jalan di titik sasaran TMMD 105 di Trenggalek menjadi pemandangan yang biasa. Keseharian masyarakat di Dusun Nitri misalnya, mereka sudah terbiasa berjalan kaki menuju hutan untuk berkebun. Tinggal di daerah pegunungan membuat mayoritas masyarakat di Desa Sumurup menjadi pesanggem (petani hutan). Hasil pertanian itu llazim di gendong agar sampai ke rumah
Menanam singkong ataupun tanaman perkebunan lainnya diantara tegakan ataupun pohon Pinus milik Perhutani. Pulang berkebun mereka biasanya membawa rumput untuk pakan ternak maupun membawa sebagian hasil kebun. Hal ini menjadi agenda rutin masyarakat.
Budianto Kades Sumurup, Selasa (22/7) menuturkan bahwa banhak pesanggem yang rela bawa hasil tanamnya hingga kiloan meter. Hanya untuk mengaiz rizki di tengah belantara hutan. Tinggal disekitar hutan tentunya mereka hidup dati hutan tersebut, dengan menjadi petani hutan. Selain menjadi penyadap getah Pinus mereka menanam singkong atau yang lainnya.
Pulangnya mereka berjalan pulang membawa rumput atau hasil kebun ke rumah dengan cara digendong atau dipanggul dipanggul. ” keadaan ini sudah lama dilakoni warga memang kita hanya sebatas memberikan fasilitas jalan seadanya. Sekarang usai dirabat jalan oleh Satgas TMMD alhamdulillah jalan sudah lancar, ” jelasnya. (pendim).