KORANTANGERANG.COM – Kegiatan literasi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Cilegon, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Banten, terus menjadi ruang penting bagi warga binaan untuk bertumbuh, belajar, dan menata kembali arah masa depan mereka. Di tengah rutinitas pembinaan, program literasi ini hadir sebagai jendela luas yang membuka kesempatan untuk memperkaya wawasan dan menumbuhkan kembali kecintaan pada pengetahuan.
Dalam kegiatan literasi, warga binaan tidak hanya diajak membaca buku, tetapi juga belajar memahami nilai-nilai kehidupan melalui cerita, pengalaman, dan gagasan baru. Setiap halaman buku yang dibuka seolah menjadi langkah kecil menuju perubahan, mengajarkan bahwa setiap manusia selalu memiliki peluang untuk memperbaiki diri. Ruang baca yang sederhana namun hangat tersebut menjadi tempat bagi mereka untuk tenang sejenak, merenung, dan menemukan motivasi baru.
Kalapas Kelas IIA Cilegon, Raja Muhammad Ismael Novadiansyah, menegaskan bahwa program literasi bukan sekadar kegiatan tambahan, tetapi bagian yang tak terpisahkan dari proses pembinaan.
“Literasi adalah jembatan perubahan. Melalui membaca, warga binaan dapat memperluas cara pandang, menguatkan mental, dan menumbuhkan harapan baru. Kami ingin mereka meninggalkan tempat ini bukan hanya dengan hukuman yang telah selesai dijalani, tetapi dengan bekal pengetahuan untuk melangkah lebih baik.”
Program literasi ini juga meliputi kegiatan diskusi buku, penulisan sederhana, hingga pelatihan dasar kemampuan membaca bagi warga binaan yang masih membutuhkan pendampingan khusus. Pendekatan yang dilakukan tidak hanya berfokus pada kemampuan akademik, tetapi juga membangun karakter, menanamkan rasa percaya diri, dan menciptakan lingkungan pembinaan yang positif.
Dengan dukungan petugas dan antusiasme warga binaan, kegiatan literasi di Lapas Cilegon telah berkembang menjadi wadah produktif yang memupuk semangat belajar. Setiap kata yang dibaca, setiap cerita yang dipahami, dan setiap diskusi yang terjalin menjadi bagian dari perjalanan mereka menuju perubahan yang berarti.
Program literasi ini membuktikan bahwa meski berada dalam keterbatasan, kesempatan untuk tumbuh tetap terbuka lebar. Lapas Kelas IIA Cilegon terus berkomitmen menjadikan literasi sebagai tiang pembinaan, agar setiap warga binaan dapat kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih mandiri, matang, dan siap menata kehidupan yang lebih baik.(Red).



