Korantangerang.com – Pembelian kendaraan dinas (Randis) seharga Rp. 1,9 milyar, yang dibeli dengan menggunakan dana APBD Perubahan TA 2018, dan diperuntukan bagi oprasional Bupati Pandeglang, telah membuat sementara pihak merasa kesal, atas keputusan para pembijak di Pemkab Pandeglang, yang dinilai telah hilangan rasa empatinya terhadap masyarakat.
Kali ini giliran anggota DPRD Provinsi Banten, asal Labuan, Pandeglang, Thoni Fathoni Mukson, angkat bicara dan mengencam prihal pembelian Randis untuk Bupati Pandeglang, yang harganya dinilai sangat fantastis, ditengah keterpurukan warganya pasca diterjang bencana tsunami, maupun masih banyaknya daerah terisolir akibat infrastruktur yang ada belum tersentuh pembangunan.
“Secara aturan pembelian Randis itu tidak ada yang salah. Hanya saja waktunya kurang tepat, sehingga terkesan para pembijak yang ada dilingkungan Pemkab Pandeglang itu, telah kehilangan rasa empatinya, hingga mengoyak rasa keadilan bagi masyarakatnya. Mulai dari mereka yang terdampak tsunami, sampai pada mereka yang mendambakan infrastruktur jalan di daerahnya menjadi baik,” jelas Thoni via telpon selulernya, Selasa (12/3/2019).
Kembali anggota DPRD Banten Dapil Pandeglang ini menegaskan. Dalam aturan manapun, memang tidak ada larangan, seorang kepala daerah, atau bupati, disokong oleh kendaraan oprasional lebih dari satu. Hanya saja Toni menyayangkan, ditengah keterbatasan anggaran, hingga adanya penerapan rasionalisasi anggaran. Ternyata Pandeglang masih mampu membeli Randis dengan harga fantastis.
“Wajar seorang kepala daerah disokong dengan dua kendaraan, guna menunjang kerja saat ke lapangan. Hanya saja saat pembelian mobil dinas yang baru itu, saya nilai kurang tepat. Karena selama ini kita tahu, bahwa keterbatasan anggaran selalu menjadi alasan pembenaran, saat masyarakatnya meminta perbaikan infrastruktur. Sehingga pertanyaan yang muncul, sepenting apakah pembelian Randis itu,” tambahnya.
Masih menurut Thoni, ketika pembelian Randis memang menjadi keharusan, sebagai pendukung oprasional bupati kelapangan, lantaran Randis yang ada (Toyota Vellfire) memiliki ukuran yang ceper, karena harus melalui banyak daerah yang sulit dijangkau. Maka tidak juga mesti membeli Prado, yang harganya selangit.
“Kalau memang Randis Vellfire yang ada dinilai sulit untuk dapat melewati daerah-daerah pelosok di Pandeglang ini, lantaran ukurannya yang ceper. Kan tidak juga harus Toyota Land Cruiser Prado, yang harganya mencapai Rp. 1,9 milyar. Saya rasa hanya untuk mendapatkan kendaraan 4×4 WD, dengan kendaraan jenis Pajero Sport juga, yang harganya sekitar Rp. 600 juta an, itu juga nyaman ko,” saran Thoni.(Daday)