Si Hitam Manis Yang Melegenda Di Tangerang


Tangerang – Kota Tangerang memiliki tempat dalam urusan kuliner, dengan adanya daerah kuliner Pasar Lama yang menjajakan kuliner dari kaki lima hingga cafe-cafe modern. Membuat kawasan ini selalu dipenuhi muda-mudi pada saat malam hari. Datang berbondong-bondong bersama kawan,sahabat hingga pacar.

Setiap kita mengunjungi pedagang kaki lima yang menjajakan makanan, ada satu pelengkap makanan yang hampir disetiap pedagang sama menggunakannya. Itu adalah Kecap Benteng cap SH.

Tahukah kalian? Ternyata kecap Benteng cap SH adalah asli dari Tangerang dan sudah menjadi legenda. Rasanya yang manis dan legit membuat Kecap Benteng cap SH ini menjadi teman baik kudapan, seperti; siomay, batagor, bakso dan gado-gado. Bahkan bagi beberapa orang, kecap menjadi kebutuhan primer saat hendak menyantap makanan. Seringkali kita temui juga pada bubur ayam yang menjadi kekhasan tersendiri saat mencicipnya.

Untuk masyarakat Tangerang, kecap Benteng cap SH sudah cukup populer sejak tahun 1920 hingga sekarang. Karena rasa manisnya yang tidak berlebihan, teksturnya tidak terlalu kental dan encer. Kecap Benteng cap SH atau biasa dikenal di pasaran dengan nama Kecap Benteng ini dibuat oleh Lo Tjit Siong, kemudian dipopulerkan oleh masyarakat Cina Benteng yang tinggal di Kota Tangerang.

Usaha Kecap benteng yang dibuat oleh Lo Tjit Siong hingga kini masih beroprasi dan diteruskan oleh anak-anaknya. Sekarang merupakan generasi ke empat yang meneruskan usaha ini. Pabrik pembuatannya berlokasi di jalan Saham RT 05/06 Kelurahan Sukasari, Kecamatan Kota Tangerang. Sekitar kurang lebih 1 kilometer dari kawasan Pasar Lama.

Latief Sukaryadi, generasi ke empat yang meneruskan usaha kecap benteng ini menceritakan, bahwa usahanya tidak membuat kecap secara masal, namun hanya menerima pesanan. Bahkan hingga kini, Latief Sukaryadi tidak menceritakan secara detail proses pembuatan kecap, sebab selain rahasia perusahaan, menurutnya ini adalah rahasia warisan turun temurun.

“Kecap ini memiliki dua varian, ada kecap manis dan kecap asin. Seiring perkembangan zaman,inovasi kemasan lahir pada kecap benteng yang kini tak hanya menggunakan botol dari kaca dengan ukuran besar, ada juga dengan botol plastik dengan ukuran sedang hingga kemasan sachet dan semuanya ludes di pasaran. Tak hanya untuk rumah makan, kecap benteng ini juga ada yang membeli untuk dijual kembali di pasaran,”jelasnya.

Kecap Benteng kini juga menjadi panganan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Tangerang, khususnya saat berwisata di daerah Pasar Lama dan sekitarnya. Sebab disana terdapat Klenteng Boen Tek Bio dan Museum Heritage Tangerang yang menyimpan sisi sejarahnya.

Dalam historis, dimuat pula oleh Pramoedya Ananta Toer. Sang penulis terbaik Indonesia menuliskan tentang kecap dari Tangerang, pada bukunya Jalan Raya Pos, Jalan Daendels,

“Tanah yang datar dan subur saja menghasilkan beras, juga berbagai palawija, terutama kedelai. Ini membikin Tangerang jadi produsen kecap sejak jaman Kompeni, jaman Hindia Belanda, Jepang, sampai kemerdekaan Nasional. Kecap produksi sini juga dikenal sebagai kecap Benteng,”tulisnya.

Kecap yang manis dan legit ini seakan menjadi representasi dari Tangerang yang memang manis akan kuliner dan legit akan budaya yang ditinggalkan oleh para pendahulu kita.(zher/bacatangerang.com)


Next Post

Dandim 0805/Ngawi Bersama Jajaran Ikuti Vidio Teleconference

Sen Agu 10 , 2020
NGAWI – Bertempat di ruang data Makodim, Dandim 0805/Ngawi Letkol Inf Totok Prio Kismanto SE bersama Perwira staf menerima pengarahan […]