Lebak – Jembatan Cipajajar yang berada di Desa Cikareo, Kecamatan Cileles, mulai hari Sabtu (28/12/2019) nanti sudah akan dapat dilalui oleh kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, hal itu dikarenakan pembangunan/perbaikan jembatan yang menelan anggaran Rp 637 juta sudah selesai dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak melalui Dinas PUPR Lebak.
Rampungnya jembatan tersebut mendapatkan sambutan hangat dari Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, kata Iti, dirinya merasa bersyukur jembatan Cipajajar sudah digunakan kembali. Lantaran, akses menuju wilayah selatan Kabupaten Lebak sudah normal kembali, dengan begitu, warga yang akan menuju ke selatan atau sebaliknya tidak usah memutar kejalan alternatif.
Selain itu, lanjut Iti, perbaikan jembatan tersebut juga dapat memudahan wisatawan mengunjungi destinasi wisata yang ada di Lebak Selatan. Dengan begitu, peningkatan ekonomi masyarakat dapat kembali normal.
“Kemarin kita baru melakukan penanganan jembatan Cipajajar, Cileles, Alhamdulillah sudah selesai, mulai Sabtu, 28 Desember 2019 nanti, kita sudah buka jalannya. Jadi bagi masyarakat yang akan ke Lebak Selatan via Cileles sudah bisa menggunakan jembatan ini,” ungkap Iti Octavia dalam siaran pers yang diterima awak media, Rabu (25/12/2019).
Sebelumnya, Pemkab Lebak terpaksa melakukan pengalihan arus lalu lintas menuju kawasan wisata Lebak Selatan. Menyusul jembatan Cipajajar yang terletak di Desa Cikareo, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak ambrol, Jumat, 21 Juni 2019.
Akses menuju wilayah Lebak Selatan khususnya yang bertujuan menuju Gunung Kencana, Malingping dan Bayah terpaksa harus dialihkan ke ruas jalan Muaradua – Sajir lantaran kondisi jembatan Cipajajar ambrol.
Rampungnya pekerjaan jembatan Cipajajar mendapatkan apresiasi dari masyarakat, khususnya pengguna jalan, karena, hampir lima bulan lamanya, masyarakat harus menggunakan jalur alternatif untuk pulang pergi ke kota Rangkasbitung dan sebaliknya.
“Kurang lebih lima bulan jembatan Cipajajar tidak bisa digunakan. Syukur Alhamdulillah, kini sudah selesai dibangun. Jadi kami bisa lebih mudah lagi memasarkan hasil bumi ke kota Rangkasbitung,” ungkap salah petani karet asal Kecamatan Gunung Kencana, Udin.(ajat).