Pasca Bencana Banjir dan Longsor, 3 Desa di Lebakgedong Terisolir


Lebak – Bencana banjir dan longsor yang warnai awal pergantian Tahun 2020, mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi warga di 6 kecamatan di Kabupaten Lebak, sepanjang jalur bantaran sungai Ciberang terutama Kecamatan Lebakgedong yang ada di hulu sungai tersebut.

Sebagian Warga desa berbondong bondong berjalan kaki mengungsi untuk menyelamatkan diri, menjauhi kampung halamannya yang kini telah porak poranda terkena bencana.

Ade (50 thn) salah seorang warga Muara, Desa Ciladaeun, Kecamatan Lebakgedong, mengatakan bahwa kampungnya kini sudah terisolir karena jembatan permanen yang ada di kampung muara sudah runtuh dan hanyut terbawa arus banjir, Rabu(1/1) lalu.

” Sekarang kami hanya bisa pasrah menunggu bantuan, sebagian warga sudah mengungsi dengan berjalan kaki, sedangkan jompo dan warga yang punya anak kecil tidak bisa ke mana mana, sedangkan akses jalan untuk kendaraan sudah tidak bisa di lewati karena jembatan sudah hanyut terbawa air bah, baik di kampung muara maupun di banjarsari, sedangkan posisi kampung kami ada di tengah dua jembatan tersebut,”ucapnya.

Kami berharap bantuan segera mencapai tempat ini, karena butuh obat-obatan dan air bersih, karena tim SAR sampai hari ini (Kamis,2/1) belum bisa mencapai desa ini, karena jalan tertutup longsor di desa Banjar Sari dan jembatan putus di Desa Banjar Irigasi jadi akses kami dari arah Kecamatan Cipanas maupun Sobang terputus.

Terpisah, Sujatna (53 tahun) warga Cikomara desa Banjar Irigasi salah satu korban banjir bandang, mengatakan hujan deras dari hari selasa (31/12/19) mengakibatkan aliran sungai Ciberang membengkak dan mengamuk sehingaga rumah di sepanjang bantaran sungai porak poranda dan hanyut.

” Saya pikir akan banjir seperti biasanya namun diluar dugaan arus air meluap begitu besarnya sehingga menerjang pemukiman warga, waktu itu sekitar pukul 9.00 WIB, air sempat surut sehingga banyak ikan yang terdampar didaratan, warga terpancing untuk mengambil ikan tersebut, namun tak lama kemudian gemuruh air datang dengan kencang sehingga mereka berhamburan berlari menyelamatkan diri,” kenangnya.

Karena di arah hulu terkena longsor dugaan Kami, arus air terbendung longsoran tanah, sehingga surut, namun lama kelamaan air semakin tinggi dan bendungan itu ambrol, mengakibatkan banjir bandang.

“Sampai hari ini saudara kami yang ada di desa Banjarsari, Ciladaeun dan Lebaksitu belum bisa ke mana-mana karena jalan longsor dan amblas serta jembatan yang hanyut terbawa arus sungai “,pungkasnya.(Bung)


Next Post

Kunjungi Korban Banjir, Danrem 052/Wijayakrama Berikan Bantuan

Jum Jan 3 , 2020
Jakarta – Hujan deras yang mengguyur pada awal tahun baru 2020 membawa dampak banjir di berbagai wilayah binaan Korem 052/Wkr […]