Blue Print, Agar Langkah Jihad Lebih Sistematis dan Lebih Programatis
Bandung – Muktamar XVI PERSATUAN ISLAM (PERSIS) akan digelar pada 2 – 5 April 2021, di Kota Kembang Bandung (Jawa Barat). Badan Pekerja (BP) Muktamar masih menerima masukan, meliputi qanun asasi/qanun dakhili (AD/ART), program jihad (progam kerja), dan bayaan (rekomendasi) untuk masa jihad (masa bakti) 2021 – 2026.
Ketua Badan Pekerja (BP) Muktamar XVI PERSIS, Kiai Haji Dr. Yun Kamiluddin, SH MH menyebutkan, penyusunan rancangan QA/QD, program jihad, dan bayaan, sudah disosialisasikan di lingkungan pimpinan wilayah (tingkat provinsi) dan mendapatkan banyak masukan dari peserta.
“Tetapi BP masih menerima masukan-masukan, demi untuk penyempurnaan QA/QD, program jihad dan bayaan yang lebih baik,” kata Dr. Kamiluddin, melalui telepon genggam, Senin siang ini (21/12/2020).
BP Muktamar XVI PERSIS sendiri, diakui hakim tinggi pada Pusdiklat Mahkamah Agung RI itu, kini mulai menggarap blue print (cetak biru PERSIS) untuk selama 15 tahun ke depan.
“Awalnya, saya ingin blue print ini untuk selama 30 tahun ke depan,” kata Dr. Kamiluddin, lulusan PPI Muallimin 76 ini.
Penyusunan blue print PERSIS, kata Dr. kamiludin pula akan dipimpin triokader PERSIS militant dan smart, gabungan senior dan junior : Kiai Haji Dr.Jeje Zaenudin M.Pd, Kiai Haji Abah Muhammad Yamin MH dan Dr. Pepen Irpan Fauzan. Rapat penyusunan blue print jihad PERSIS berlangsung secara virtual, melalui zoom meeting, Rabu 23 Desember 2020.
Dengan blue print PERSIS ini, ke depan, kata Dr. Kamiluddin, yang juga ketua Bidang Maliyah PP PERSIS ini, siapa pun yang akan menjadi “lokomotif” atau “imam” PERSIS, maka inilah “manhaj”nya, yang dalam dunia pendidikan bisa di-qiyas-kan (dianalogikan) dengan silabus, kurikulum, dan bahan ajar, yang merupakan satu paket kesatuan langkah demi langkah jihad, yang unit demi unit jihadnya hanya bisa dibedakan, tetapi tidak bisa dipisahkan.
“Dengan blue print, langkah PERSIS ke depan lebih terukur, lebih terstruktur, lebih sistematis, dan lebih programatis, “ kata Dr. Kamiluddin.
“PERSIS harus tetap bergerak di tengah-tengah tantangan dan perkembangan zaman,” tambahnya. (dean-a)