Korantangerang.com Tangsel-
Dibaca dari buku Muassis Nahdlatul Ulama: ‘Manaqib 26 Tokoh Pendiri NU’, diketahui, Nahdlatul ulama (NU) didirikan oleh 26 poro kyai, pada 16 Rajab 1344 H, bertepatan 31 Januari 1926 M, Diantaranya yang dikenal seperti, Syekh Kholil Bangkalan, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, KH As’ad Syamsul Arifin Situbondo, KH Mas Alwi, KH Ridwan Abdullah. Rabu (26/2/2025).
Untuk menelisik tentang NU kedepan, khususnya yang ada di kota Tangerang Selatan (Tangsel) , sejumlah awak media yang tergabung di FJTS (Forum Jurnalis Tangerang Selatan), sowan ke Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama (PCNU) Kota Tangsel dan diterima dengan sambutan hangat selayaknya warga NU, oleh Ketua PCNU, KH. Abdullah Mas’ud di Graha Aswaja PCNU Tangsel, Ciputat, Kota Tangerang selatan, beberapa waktu yang lalu.
“Selamat datang di graha Aswaja PCNU Kota Tangerang Selatan,” sapanya, saat menerima kunjungan awak media FJTS.
Kemudian ia bercerita tentang komitmen dan prinsip Nadhlatul Ulama yang wajib dipegang teguh di tengah gelombang globalisasi, modernisasi, liberalisasi yang telah mengerus akar, tradisi serta budaya masyarakat
“Prinsip utama NU yaitu tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), i’tidal (adil) dan tasamuh (toleran). Ini wajib dimiliki dan di pegang oleh warga NU,” sebutnya.
Saat ditanya tentang Graha Aswaja PCNU ini, dia pun menjelaskan dengan lugas, tentang kemandirian organisasi yang dicanangkannya saat dipercaya menjadi Ketua PCNU Kota Tangerang Selatan untuk periode 2020-2025.
“Graha Aswaja ini merupakan pusat gerakan, pusat komando NU Tangsel, dibangun atas inisiasi warga NU, oleh warga NU secara mandiri dengan gerakan wakaf 10ribu setiap hari Jumat. Jika ada pejabat yang donasi, itu atas nama pribadi, bukan institusi. Alhamdulillah, kini telah berdiri 4 lantai. Ini sebagai simbol kemandirian jam’iyah NU,” sambung Kyai Mas’ud, yang kini, masih bekerja sebagai perencana ahli madya di Kemenpora RI.
“Walaupun ada dana hibah tahunan di Pemkot Tangsel, PCNU periode kami ini belum pernah mengajukan dana hibah dari pemerintah kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel). Bukan tidak mau, tapi karena kepengurusan PCNU Tangsel periode 2020-2025 ini sedang menanamkan dan membangun kemandirian organisasi kepada warganya, maka untuk sementara kami sedang melakukan penguatan ke dalam dengan menyemangati warga NU Tangsel tentang kemandirian” tegasnya, tentang soal hibah.
Saat ditanya tentang kekuatan organisasi NU di Tangsel, Ketua Yayasan pesantren Al-Nahdlah Pondok Petir ini menyampaikan, NU ini punya dua perangkat Organisasi sebagai mana yg termaktub dalam AD/ART NU yaitu Perangkat organisasi yg menangani bidang tertentu yang di sebut Lembaga, dan perangkat Organisasi yang menangani segmen tertentu yang di sebut Badan Otonom.
“Di Tangsel, NU memiliki perangkat organisasi sebanyak 11 Banom (badan Otonom) dan 18 Lembaga. Ada Lembaga yang mengurus pendidikan, mulai pendidikan Dasar, menengah hingga perguruan tinggi termasuk pesantren, yang menurut data Kemenag RI di Tangsel ini ada 67 Pesantren yang mengaku berafiliasi ke NU dari 97 pesantren yang tercatat di kemenag RI. Kemudian ada lembaga yg ngurus Kesehatan, pengembangan ekonomi warga hingga lembaga yang ngurus kebencanaan dan perubahan iklim termasuk yang mengurusi astronomi atau falakiyah. Di bidang Keagamaan ada lembaga dakwah, takmir masjid dan Bahtsul Masail,” urainya.
Kemudian, Kyai Mas’ud menambahkan tentang Banom Di NU Tangsel.
“Banom di NU Tangsel ada yang berbasis usia dan Banom berbasis profesi/keminatan, seperti IPNU-IPPNU yang ngurus Pelajarnya NU ada Fatayat NU dan Ansor NU yang ngurus Pemuda serta pemudinya NU, ada Muslimat NU yang segmen anggotanya Ibu2 senior yang usianya di atas 40 tahun. Ada Banom yang menangani Guru2 NU namanya PERGUNU, yang melatih dan menghimpun para pendekar NU namanya Pagar Nusa, yang menghimpun para Hafidz-Hafidhoh Qori’ Qoriahnya NU namanya JQH NU, di Tangsel ada 500an anggota yg terdidik. Jika ditanyakan, ada berapa banyak kegiatannya, kami jawab hingga hari ini mungkin sudah lebih dari 1000 kegiatan yang telah dijalankan oleh PCNU kota Tangsel bersama lembaga dan Banom,” sambungnya.
Diakhir wawancara, KH Abdullah Mas’ud, membocorkan informasi NU Tangsel insya Allah akan segera memiliki gedung baru yakni Graha Aswaja 2. Gedung ini berlantai 2, yang ada di wilayah Kecamatan Pondok Aren, yang direncanakan bernama Graha Aswaja 2 PUSDIKLAT PCNU TANGSEL (Human Resources Development Center) semoga tahun ini bisa diresmikan. Gedung Ini kami upayakan sejak akhir kepemimpinan Ibu Airin Rachmi Diany, saat hadir dan menyampaikan pidato di acara beliau menyampaikan telah melakukan pemetaan aset.
“Ternyata prosesnya tidak sederhana, butuh waktu panjang untuk merealisasikan, kami ikuti proses dengan sabar, dan alhamdulillah sudah dianggarkan dan terbangun di tahun 2024, meskipun belum sempurna. Semoga tahun 2025 ini bisa tuntas semuanya dan bisa dimanfaatkan penggunaannya untuk kepentingan pembangunan SDM Warga NU Tangsel. Itulah sebabnya gedung ini kita fungsikan sebagai PUSDIKLAT PCNU Tangsel,” ungkapnya.
“Jika Graha Aswaja PCNU Tangsel yang ada di Ciputat adalah Simbol Kemandirian Jamiyah NU karena dibangun secara mandiri oleh Warga NU, maka Graha Aswaja NU 2 ini adalah simbol kemitraan, sinergi dan kolaborasi antara PCNU Tangsel dan Pemkot, antara ulama dan umaro dalam melakukan perkhidmatan kepada umat”, (aderiza).