Sebagai program untuk meningkatkan pemahaman remaja mengenai keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga Generasi Berencana (GenRe) turut meningkatkan ketahanan remaja di abad digital ini.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian Penduduk pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Banten Budoyo saat menjadi narasumber Sosialisasi Pengendalian Penduduk di SMAN 2 Kota Serang, Jumat (14/12/2018).
“Dipundak remaja saat ini, masa depan bangsa dipertaruhkan. Jadi, dibebani tanggung jawab besar, kepada diri sendiri, keluarga, bangsa dan negara,” ungkapnya dihadapan ratusan peserta siswa sekolah tersebut.
Sebagai upaya mendampingi remaja menyongsong masa depannya, lanjut Budoyo, Generasi Berencana (GenRe) yang dibesut oleh BKKBN menjadi program yang bisa memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada para remaja agar mereka sanggup mewujudkan keluarga yang sejahtera dikemudian hari.
“Program Genre membekali remaja untuk merencanakan masa depan sebaik mungkin,” tambahnya.
Salah satu yang diinginkan program tersebut, jelas Budoyo, adalah lahirnya remaja dengan karakter atau mental yang kuat. Karena hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, kata dia, tren perilaku seks pra nikah dikalangan remaja sangat mengkhawatirkan.
“Hasil survei itu mencatat 5,6 persen remaja di Indonesia sudah melakukan seks pra nikah. Sementara survei skrining adiksi pornografi yang dilakukan di DKI Jakarta dan Pandeglang, sebanyak 96,7 persen remaja telah terpapar pornografi dan 3,7 persen mengalami adiksi pornografi,” bebernya.
Ia menegaskan bahwa kecanduan pornografi lebih berbahaya dibandingkan kecanduan narkoba dan minuman alkohol. Karena remaja yang terpapar pornografi tidak bisa memfokuskan pikirannya untuk hal-hal produktif, melainkan hanya terus berfantasi seputar seks.
“Hal ini juga yang memicu terjadinya berbagai kasus kekerasan seksual yang dilakukan remaja, juga pernikahan usia dini,” imbuhnya.
Karenanya ia berharap, melalui GenRe, remaja terus menggembleng diri dengan pengetahuan dan keterampilan. Sehingga Budoyo merasa yakin, pengaruh buruk yang biasa menggempur remaja bisa diminimalisir secara individual oleh remaja itu sendiri.
“GenRe juga turut membangun mental dan karakter remaja yang bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, karena mereka diberikan akses informasi sesuai dengan kebutuhan pada fase usianya,” bebernya (Mul).