SUBANG – Amal yang kali pertama dihisab Allah Swt kelak adalah salat Ada saat safar atau bepergian, salat tetap wajib. Ada rukhshah atau dispensasi pengamalan salat saat safar, seperti salat qasar, salat empat rakaat jadi dua rakaat. Ada pula salat jamak takdim (salat zuhur dan asar dikerjakan pada waktu zuhur. Salat magrib dan isya dikerjakan pada waktu magrib) atau salat jamak takhir. (salat zuhur dan asar dikerjakan pada waktu asar. Salat magrib dan isya dikerjakan pada wakti isya).
Ustaz Drs. H. Saefuddin Effendi mengungkapkan hal itu, dalam ceramah setelah salat jamak takdim zuhur dan asar, di masjid PERSIS Al-Furqan, Kecamatan Mayangan, Kabupaten Subang, Sabtu (13/07/24).
Di hadapan keluarga besar alumni Muallimin 76 Pesantren Persatuan Islam (PPI) Pajagalan Bandung ini, ustaz yang juga lulusan Muallimin 76 ini mengingatkan pula pentingnya salat rawatib subuh (dua rakaat).
“Rasulullah Saw meninggalkan salat rawatib (salat sunah sebelum atau sesudah salat wajib) selama dalam safar, kecuali salat rawatib dua rakaat sebelum subuh,” kata Ustaz Saefuddin.
Reuni keluarga besar Muallimin 76 ke-12 (tahun 2024) ini dipusatkan di Pantai Pamanukan, Kecamatan Subang. ‘
Para lulusan Muallimin 76 tetap saling berkomunikasi, terutama melalui media sosial. Tidak puas berjumpa di alam maya, setiap tahun para alumni menjadwalkan jumpa di alam nyata, tahun ini di Pantai Pamanukan. Reuni Muallimin 76. tahun ini diurus oleh sebuah panitia. Ketua, Ustaz H. Yusuf Badri, M.Pd. Sekretaris, Ustaz H. Rahmat Effendi, M.Pd. Bendahara, Dra.Hj. Ida Nursrida.
“Acara pokok reuni, menjalin komunikasi lebih nyata lagi, memperkuat persahabatan, juga nostalgia di pesantren,” kata Rahmat Effendi. “Selalu ada waktu untuk kita bertemu,.paling tidak setahun sekali,” sambung Ida Nursrida.
Para lulusan Muallimn 76 itu kemudian tersebar ke berbagai daerah, dengan pekerjaan dan tugas yang berbeda-beda. Ada yang jadi ustaz, guru, dosen, hakim, wartawan, pengusaha, tentara, polisi.dan lain-lain. “Pada saat reuni, kami kenang kembali saat-saat jadi santriwan dan santriwati,” kata Ustazah Hj. Dra.Siti Hafsah, pensiunan PNS guru.
Pesantren Persatuan Islam (PPI) Pajagaan Bandung didirikan pada tahun 1936 oleh guru utama ormas Perstuan Islam (PERSIS), A. Hassan.
Kini, pesantren yang terletak di Jalan Pajagalan 14 -16, Kota Bandung, Provini Jawa Barat itu memiliki jenjang pendidian ibtidaiyah, tsanawiyah, dan Muallimin (Aliyah).
Mudir am (pemimpin umum) PPI Pajagalan, Ustaz Drs.H. Ahmad Daeroby, M.Ag. (Dean Al-Gamereau).