Penghilangan Nyawa Jurnalis di Gaza, dari Tuduhan Terorisme hingga Manipulasi Pemberitaan


Serangan udara yang menewaskan jurnalis Al Jazeera, Anas Al Sharif bersama empat rekannya di Gaza memicu gelombang kecaman dari berbagai pihak, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pemimpin dunia. Insiden ini kembali menyoroti pola pembunuhan jurnalis Palestina serta peran media internasional, khususnya di Jerman dalam membentuk narasi yang kerap mendiskreditkan wartawan di wilayah konflik.

Al Sharif sendiri dikenal sebagai salah satu wartawan yang bersuara paling lantang dalam melaporkan penderitaan warga Gaza. Sebelumnya, dia telah menerima ancaman dari Israel dan bahkan sempat diperingatkan oleh Komite untuk Perlindungan Jurnalis (Committee to Protect Journalists/CPJ) bahwa nyawanya dalam bahaya.

Pada Minggu malam (10/8/2025), Al Sharif bersama tiga jurnalis Al Jazeera lainnya, Mohammed Qreiqeh, Ibrahim Zaher, dan Mohammed Noufal. Serta, seorang asisten, tewasa dalam serangan udara di sebuah tenda pers dekat Rumah sakit Al Shifa, Gaza. Seorang jurnalis lokal, Mohammad Al-Khaldi turut menjadi korban jiwa akibat serangan tersebut.

Militer Israel mengklaim Al Sharif memimpin sel militan Hamas yang terlibat dalam serangan roket terhadap warga sipil Israel. Klaim tersebut disertai foto-foto yang menunjukkan Al Sharif bersama pimpinan Hamas, termasuk Yahya Sinwar, namun kebenaran dan konteks tersebut belum dapat diverifikasi dan Al Jazeera menolak tuduhan tersebut.

“Ini adalah upaya putus asa Israel untuk membungkam suara yang mempublikasikan realita di Gaza. Al Sharif dan rekan-rekannya adalah sedikit suara yang tersisa untuk menyampaikan tragedi perang ini kepada dunia,” tulis jaringan berita asal Qatar itu, sebagaimana dilansir Reuters Senin (11/8/2025).

Pemerintah Qatar melalui Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani pun menyebut penghilangan nyawa yang dilakukan Israel kepada para jurnalis dari negaranya sebagai kejahatan yang sudah melampaui batas kemanusiaan.


Next Post

Vonis Mati Eks Kasat Narkoba Polresta Barelang, Momentum Reformasi Internal Polri

Sab Agu 16 , 2025
Vonis mati yang dijatuhkan kepada Kompol Satria Nanda dan sebelumnya Irjen Pol Teddy Minahasa dihukum seumur hidup dalam kasus penyalahgunaan […]