Korantangerang.com – Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, mengurangi kelahiran anak dan angka kematian ibu harus terus digalakkan oleh Pemprov Banten. Pasalnya, berdasarkan data Susenas tahun 2016-2017, persentase wanita berumur 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan alat/cara KB sedikit mengalami penurunan.
Penurunan itu terjadi dikisaran satu persen, dimana pada tahun 2016, wanita yang menggunakan alat KB atau ikut KB di wilayah pedesaan dan perkotaan di Banten mencapai 57,85 persen, kemudian menurun ditahun 2017 yang hanya 56,60 persen.
Menyikapi hal itu, anggota Komisi IX DPR RI Yayat Y Biaro mengimbau para pihak terkait di Banten yang berkewajiban melakukan pengendalian penduduk untuk mencari jalan keluar agar peserta KB kembali meningkat.
Dikatakan Yayat, saat ini, Provinsi Banten berada diurutan kelima di Indonesia untuk jumlah populasi penduduk, yang pada Juni 2018 tembus di 12,7 juta jiwa.
Segaris dengan itu, kata dia, jumlah pengangguran terbuka di Banten pun sempat mencapai posisi tertinggi di Indonesia. Hal ini, menurut dia, menjadi pekerjaan rumah serius Pemprov Banten.
“Dampak dari ledakan penduduk tentu sangat terasa, dimana salah satunya lapangan pekerjaan tidak sepadan dengan jumlah pencari kerja. Ini menjadi warning kita bersama,” ungkapnya usai menjadi narasumber Promosi Pelayanan KB KR Berkualitas di Era JKN yang dihelat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Banten di Kelurahan Pasir Angin, Kecamatan Cikerai Kota Cilegon, Rabu, (28/11/2018).
Yayat mengimbau, berbagai cara perlu dilakukan agar kepesertaan KB di Banten kembali meningkat untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.
“Tentu harus banyak promosi, sosialisasi serta publikasi, agar masyarakat juga terbuka wawasannya, bahwa ada keterhubungan antara jumlah penduduk dengan kemiskinan atau kesulitan mencari pekerjaan seperti yang terjadi saat ini. Dengan demikian, mereka akan sadar dan secara sukarela ikut program KB,” bebernya lagi.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat usia produktif yang telah menikah untuk segera menjadi peserta KB, karena KB salah satu tujuannya meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
“Kalau dulu ada pameo banyak anak banyak rejeki, sekarang berubah banyak anak banyak pengeluaran. Sementara penghasilan pas-pasan. Solusinya ya ikut KB,” tandasnya (Mul).