
Kabupaten Tangerang menjadi daerah dengan jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Banten. Berdasarkan data Badan Pusat Statisitik (BPS) Banten, pada Juni 2018, penduduk yang bermukim di wilayah dengan sebutan kota 1001 industri ini mencapai 3,7 juta orang, atau 29,1 persen dari 12,7 orang penduduk Banten.
Sementara, berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang menempati posisi teratas. Di kecamatan yang juga padat industri ini, bermukim 345.070 orang.
Hal itu mengemuka saat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Propinsi Banten bersama mitra, Komisi IX DPR RI menggelar acara Promosi Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi (KR) Berkualitas dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Perumahan Bumi Asri, Kelurahan Kutajaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Selasa (27/11/2018).
Dikatakan Anggota Komisi IX DPR RI Siti Masrifah, kepadatan penduduk di Kecamatan Pasar Kemis dipicu karena banyaknya industri manufaktur yang berdiri di kecamatan yang luasnya 26,001 kilometer persegi itu.
“Industrialisasi di wilayah ini menjadi faktor pemicu migrasi penduduk, kemudian bermunculan pemukiman baru seiring dengan bertambahnya kebutuhan fasilitas hunian,” ujar Masrifah.
Dengan tingkat kepadatan tersebut, lanjut Masrifah, kondisi di kecamatan itu pun tampak sesak. Hal ini tampak dari padatnya kondisi lalu lintas di jalan raya saat jam berangkat kerja dan pulang kerja.
Selain itu, kata dia, berbagai masalah lain yang tampak muncul ke permukaan diantaranya adalah persoalan lingkungan. Ia mencontohkan, terjadinya penumpukan sampah beberapa titik pada sisi ruas jalan di kecamatan tersebut.
“Persoalan sampah masih menjadi problem yang belum bisa dituntaskan, sehingga kita harus menjadi pelopor mengatasinya. Mulai dari rumah kita masing-masing,” imbau Masrifah kepada ratusan peserta kegiatan tersebut.
Masrifah juga mengimbau, agar penduduk di Kecamatan Pasar Kemis tidak terus bertambah, maka pasangan usia produktif yang telah menikah harus mengikuti program keluarga Berencana (KB).
“Dengan ikut KB, kita bisa merencanakan jumlah anak, jarak usia kehamilan dan merencanakan aspek kesejahteraan keluarga. Jangan sampai pameo banyak anak banyak rejeki masih diyakini. Buktinya tadi ada yang mengeluh susah dapat pekerjaan. Itu bukti banyak penduduk susah dapat pekerjaan,” terangnya kepada peserta.
Disisi lain, Masrifah juga mengingatkan Pemkab Tangerang untuk lebih fokus mengatasi laju pertumbuhan penduduknya. Karena menurut dia, beban Kabupaten Tangerang akibat terus bertambahnya penduduk semakin berat.
“Data BPS, penduduk Kabupaten Tangerang setiap hari rata-rata bertambah 294 orang. Kalau dikalikan setahun sudah mencapai 92.904 orang. Kalau tidak dikendalikan melalui program KB, bisa terjadi ledakan penduduk,” terangnya (Mul).