Pandeglang – Mimpi mewujudkan Smart City di Kabupaten Pandeglang, sepertinya hanya akan menjadi mimpi belaka, meskipun berbagai infrastruktur untuk dapat mewujudkan itu semua, telah disiapkan secara maksimal sejak tahun 2017 lalu, dengan hadirnya Ruang Pint@r sebagai pusat tabulasi data, informasi dan pelayanan pemerintah berbasis online.
Kepala Bidang Telematika, pada Dinas Komunikasi, Informatika, Sandi dan Statistik (Diskomsantik) Kabupaten Pandeglang, Tb. Nandar menjelaskan, dalam upaya mewujudkan Smart City, dibutuhkan beberapa infrastruktur penunjang, yang tujuannya untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta teknologi Internet of Things (IoT) dengan cara yang aman, guna mengelola aset sebuah daerah, atau kota.
“Untuk mewujudkan Smart City di Pandeglang ini, kita sebenarnya telah buat berbagai sistem dan TIK tersebut. Bahkan sebenarnya ada beberapa aplikasi yang bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat, guna mengontrol tata kelola pemerintahan secara langsung, disamping penggunaan website sebagai sarana informasi Pandeglang secara umum,” jelas Nandar, Selasa (22/7/2019).
Namun demikian, Kabid Telematika ini mengaku menyayangkan, masih ada beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Pandeglang ini, yang belum menggunakan infrastruktur TIK itu, sebagai sarana demi terciptanya Smart City. Belum lagi minimnya dukungan anggaran, sehingga sulit untuk mewujudkan Smart City secara ideal.
“Masih banyak OPD yang belum memanfaatkan aplikasi yang ada di kita (Diskomsantik). Bahkan masih ada beberapa OPD, yang memang belum begitu respon, ketika ada pengaduan masyarakat melalui aplikasi Bebeja yang telah kita integrasikan ke setiap OPD-OPD di Kabupaten Pandeglang ini, sehingga terkesan aplikasi tersebut dinilai tidak efektif oleh masyarakat,” ungkapnya.
“Dan Bebeja itu hanya satu diantara aplikasi-aplikasi lain yang ada di kita, yang secara khusus dibuat untuk dijadikan sarana masyarakat mengadu atau lapor, bila menemukan kejanggalan dilapangan yang menjadi tanggungjawab OPD di Kabupaten Pandeglang ini, karena aplikasi Bebeja tersebut, langsung terintegrasi pada OPD OPD-nya,” tambah Nandar.
Disamping itu semua, sesuai rencana kerja (Renja) yang ada di Bidang Telematika pada Diskomsantik tersebut. Nandar mengaku target capaiannya sudah hampir rampung, dengan menyediakan infrastruktur Smart City yang terdiri dari Smart Monitoring, maupun Smart Servis, yang output-nya menjadi lebih mudahnya masyarakat, dalam berinteraksi dengan pemerintah.
“Smart Monitoring itu, didalamnya terdiri dari CCTV, Aplikasi Bebeja, Call Center Kedaruratan melalui 112, dan yang terbaru yang sedang kita garap, yakni Aplikasi Siharva. Kemudian Smart Servis yang didalamnya meliputi Aplikasi Pajak Online, Perizinan Online, Call Center 112 maupu Aplikasi Bebeja itu sendiri, serta Pelayanan Adminduk,” aku Nandar.
Sementara sektor penunjang lainnya, pemasangan Hotspot Wifi Gratis untuk masyarakat di 100 titik di Kabupaten Pandeglang, yang dimulai dari tahun 2016 hingga 2021 mendatang. Dimana hingga kini (2019) diakuinya baru ada 30 Hotspot yang tersebar di wilayah Pandeglang. Namun sayang, ke 30 Hotspot itu saat ini belum aktif lagi sejak akhir 2017, lantaran terkendala anggaran untuk membayar langganannya pada pihak ketiga.
“Infrastruktur Smart City kami nilai sudah sesuai harapan, hanya saja memang masih terkendalanya anggaran pemeliharaan, maupun perawatan yang dialokasikan untuk itu, sehingga ada beberapa aplikasi, maupun pelayanan Smart City lainnya, akhirnya menjadi kurang maksimal. Tapi kalau secara sarana dan prasarana untuk terwujudnya Smart City itu, diakuinya sudah hampir maksimal,” ucap Nandar.
“Hanya saja memang, untuk mewujudkan Smart City secara ideal, serta sesuai ekspektasi banyak orang, tidak semudah membalik telapak tangan. Selain membutuhkan investasi yang besar, penyediaan infrastruktur pun harus bertahap, ditambah adanya beberapa perangkat penunjang yang langka.(Daday).