Pandeglang – Sarana dan prasarana sekolah di Kabupaten Pandeglang, diakui Rifai selaku Kepala Seksi Sarana Prasarana SMP pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Pandeglang, bisa dikatakan masih jauh dari kata ideal, khususnya pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dinilai cukup ideal tidak lebih dari 30 persen dari 115 SMP se Kabupaten Pandeglang.
Rifai pun mengatakan, dari 115 SMP yang ada dengan hanya sekitar 35 an SMP yang ideal tersebut, sisanya, masih banyak yang minim fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar maupun sarana pendukung lainnya, sehingga masih perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah.
“Sekolah yang belum memenuhi sarana itu seperti tidak memiliki ruang belajar yang memadai, tidak mempunyai perpustakaan, laboratorium, baik IPA atau komputer, kantin, dan mushola,” jelas Rifai, Selasa (10/3/2020).
Dia menuturkan, akibat kurangnya sarana itu, terkadang pihak sekolah menanfaatkan ruangan lain sebagai alternatif mengatasi minimnya fasilitas penunjang.
“Misal kurangnya ruang belajar, diakali dengan memanfaatkan lab komputer untuk menampung aktivitas belajar siswa,” tambahnya.
Rifai mengakui belum meratanya berbagai sarana di SMP se-Pandeglang, berdampak terhadap kualitas pendidikan. Salah satunya angka kelulusan SMP Kabupaten Pandeglang yang masih dijajaran terbawah diantara kabupaten kota lain di Provinsi Banten.
“Hal itu berpengaruh terhadap kualitas pendidikan siswa. Tapi itu hanya salah satunya saja,” aku Rifai.
Namun begitu Rifai menjelaskan, Dindikbud terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik melalui pembenahan sarana penunjang.
“Tahun ini saja Dindikbud akan membangun tiga ruang kelas baru untuk tiga SMP. Masing-masing SMPN 1 Panimbang, SMPN 1 Menes, dan SMPN 2 Banjar,” bebernya.
Tidak cuma itu, rehabilitasi sarana penunjang juga akan dilakukan tahun ini meliputi rehabilitasi lab IPA, ruang guru, perpustakaan, hingga rumah dinas guru.
“Rumah dinas yang diperuntukkan bagi sekolah yang jauh, seperti SMPN 3 dan 4 Cimanggu,” terangnya.
Lebih dari itu Rifai melanjutkan, pihaknya berharap sekolah pro aktif dalam memperbaharui data laporan kondisi sarana. Soalnya hal itu penting sebagai dasar kementerian untuk memberi bantuan ditahun anggaran selanjutnya.
“Mengingat dasar pemerintah memberi bantuan berasal dari Dapodik (Data Pokok Pendidikan) yang diunggah oleh masing-masing sekolah. Sementara setiap tanggal 14 April, kementerian akan mengambil data sarana sekolah sebagai acuan pembangunan ditahun berikutnya,” pungkasnya. (Daday)