Mansplaining adalah pola komunikasi ketika seseorang, biasanya laki-laki, menjelaskan sesuatu dengan cara merendahkan atau menggurui, terutama kepada wanita. Penting memahami fenomena ini sekaligus mengetahui cara tepat menghadapinya.
Mansplaining bisa muncul pada interaksi di media sosial, lingkungan kerja, maupun ruang publik. Sering kali hal tersebut terjadi tanpa disadari, bahkan oleh pelakunya sendiri, karena dipengaruhi budaya patriarki, stereotipe gender, atau kurangnya kesadaran untuk berkomunikasi secara setara.
Ciri-Ciri Mansplaining yang Perlu Dikenali
Tidak semua komunikasi dari pria kepada wanita termasuk mansplaining. Istilah ini mengacu pada situasi ketika seseorang menjelaskan sesuatu dengan nada merendahkan atau menganggap lawan bicara kurang paham, padahal sebenarnya sudah mengerti atau bahkan lebih ahli.
Agar lebih mudah mengenali perilaku mansplaining, berikut beberapa tanda umum yang sering muncul:
- Menjelaskan sesuatu secara berulang meski lawan bicara sudah memahami topik tersebut
- Mengoreksi atau “meluruskan” penjelasan orang lain tanpa alasan jelas, terutama di depan banyak orang
- Memberi penjelasan tentang hal di luar bidang keahliannya kepada orang yang lebih ahli, contohnya pria tanpa latar belakang medis yang menjelaskan prosedur medis kepada dokter wanita
- Mengabaikan pendapat, pertanyaan, atau argumen lawan bicara, misalnya dengan tidak mendengarkan atau memotong penjelasan
- Menggunakan intonasi nada yang merendahkan atau menggurui (gaslighting)
Cara Menghadapi dan Mencegah Mansplaining
Perilaku mansplaining dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik pada individu maupun lingkungan. Seseorang yang sering menjadi korban perilaku ini bisa mengalami penurunan rasa percaya diri, stres, burnout, dan tekanan mental karena merasa tidak dihargai dalam percakapan.
Mansplaining dapat membuat perempuan enggan berpartisipasi dalam diskusi atau dunia kerja karena khawatir diremehkan, bahkan bisa memicu munculnya kecemasan sosial (social anxiety). Jika terus terjadi, kondisi ini akan memperkuat stereotipe gender yang keliru.
Jika Anda menghadapi situasi mansplaining, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:
1. Tetap tenang dan percaya diri
Saat menghadapi mansplaining, usahakan tidak terbawa emosi dan tunjukkan bahwa Anda menguasai topiknya. Sikap tenang akan membuat pelaku sadar bahwa Anda tidak mudah diremehkan.
2. Klarifikasi atau koreksi secara sopan
Jika diberi penjelasan yang sebenarnya tidak Anda perlukan, katakan dengan tegas namun tetap sopan bahwa Anda sudah memahami hal tersebut. Cara ini bisa menunjukkan batasan tanpa menimbulkan konflik.
3. Dukung rekan yang menjadi korban
Bila Anda melihat rekan kerja mengalami mansplaining, berikan validasi terhadap pendapatnya agar ia merasa dihargai. Dukungan sederhana ini dapat membantu mengurangi dampak negatif yang dirasakan korban.
4. Ajak bicara secara pribadi
Jika perilaku mansplaining terus berulang, komunikasikan hal ini langsung kepada pelaku secara pribadi. Dengan begitu, ia bisa lebih menyadari tindakannya tanpa merasa dipermalukan di depan orang lain.
Tidak semua pelaku sadar bahwa mereka melakukan mansplaining. Komunikasi terbuka, edukasi, dan saling menghargai dapat membantu menciptakan lingkungan kerja maupun sosial yang lebih aman, setara, dan nyaman.