Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten menggelar pameran batu mutiara dan akik yang digelar di Pendopo Lama Gubernur Banten, Jalan Brigjen KH. Syam’un, Kota Serang. Jumat (17/04).
Pemeran ini menghadirkan batu akik dan batu mutiara dari berbagai penjuru daerah di Indonesia. Pameran dibuka langsung oleh Plt Gubernur Banten Rano Karno. Kegiatan yang digelar pada 17-18 April 2015 ini bekerja sama dengan Asosiasi Kalimaya Rangkasbitung Banten (Akrab), dan bertajuk “Pameran Batu Mutiara Nusantara di Bumi Kalimaya Banten.”
Plt Gubernur Banten Rano Karno mengatakan, popularitas batu kalimaya kini sudah sampai mancanegara, hal tersebut dibuktikan dengan datangnya berbagai turis dari beberapa negara yang sengaja datang ke daerah sentra produksi batu kalimaya. “Ada yang datang dari australia, jepang, kuwait dan beberapa negara lainnya, bahkan di jepang dan kuwait batu kalimaya telah dijadikan sebuah adat tahunan dan resepsi pernikahan,” kata Rano dalam sambutannya.
Menurutnya, Pemprov Banten sangat mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Dinas UMKM dan Akrab, karena secara khusus akan mengangkat citra dan pesona dari batu kalimaya ini.
“Terlepas dari itu, kita perlu melakukan edukasi kepada para penambang batu kalimaya agar tetap menjaga keseimbangan alam yaitu dengan tidak melakukan ekplorasi secara sembarangan dan berlebihan sehingga dapat merusak lingkungan. Pemerintah perlu mengatur dan menata manajemen ekplorasi agar keseimbangan alam tetap terpelihara dengan baik,” pesannya.
Menurutnya, di Provinsi Banten sendiri punya batu yang sangat indah tiada banding, yaitu batu kalimaya. Batu ini dikenal dengan batu opal adalah jenis batu permata atau mulia yang terbentuk dai mineral silika. Batu kalimaya amat terkenal namanya karena dari segi keindahan dan struktur warna yang mengandung decak kagum orang yang melihatnya. “Makanya ga heran batu yang satu ini menjadi salah satu batu mulia terbaik di dunia hingga mendapat julukan ratunya batu permata (The Queen of Gems).
“Batu opal permata ini dapat disaksikan kemilau indahnya batu permata lain seperti Rubi, Zamrud, Topas, Kecubung hingga Sapphire melalui warna-waraninya opal. Konon Harga cincin tersebut bila dibandingkan adalah setara dengan harga 2.000 ekor kuda yang bagus pada saat itu,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas UMKM Banten Nurahana mengatakan, Pameran batu ini melibatkan 80 perajin batu dan mengisi sekitar 40 stan yang datang dari berbagai daerah seperti Aceh dan Garut. “Pameran ini dibuka untuk umum secara gratis, ada tempat ekslusif untuk batu-batu yang harganya diatas 100 juta,” kata Nurhana.
Ia mengatakan, pameran batu permata tersebut bertujuan untuk mengenalkan, mengangkat, dan mempopulerkan, serta memberikan informasi kepada masyarakat bahwa Provinsi Banten memiliki potensi batu mutiara yang kaya dan bernilai ekonomis tinggi. Pendopo lama gubernur dipilih menjadi tempat pameran agar lebih mudah dijangkau masyarakat luas.
“Jadi nanti bukan sekadar pameran. Melainkan ada workshop juga, bagaimana sejarah kalimaya. Kami undang para ahli baik dari lokal maupun nasional,” katanya. (Adv)