Subang — Makanan tempo dulu selalu membuat rindu penikmatnya. Terutama bagi mereka yang sudah pernah mengonsumsinya.
Namun, seiring berkembangnya zaman, makanan tempo dulu semakin sulit untuk dinikmati.
Pasar dadakan di Desa Wanakersa, Kecamatan Blanakan, Subang, setiap hari Sabtu menjajakan kuliner jajanan tempo dulu.
Di pasar dadakan yang dikelola Karang Taruna desa tersebut, kita bisa menemukan berbagai kuliner jadul yang sudah langka dan jarang ditemui di pasar modern.
Zaman yang semakin modern dan canggih ini, membuat makanan-makanan zaman dulu yang sempat populer semakin terkikis. Hal itulah yang mendasari Usaha Kecil Menengah (UKM) membentuk Komunitas Kuliner Jadoel.
Salah satu pedagang panganan jadul, Piah (56), mengaku Komunitas Kuliner Jadoel merupakan komunitas pelestari, pecinta, penikmat, pelaku usaha makanan dan minuman yang ada di Wanakersa. Pasar terbuka ini menjual produk makanan lawas yang hilang di zaman modern.
“Setiap hari Sabtu pagi hingga sekitar pukul 16.00 WIB bukanya,” kata Piah seperti dilansir onediginews grup siberindo.co, Sabtu (31/10).
Berbagai varian produk telah dibuat oleh komunitas tersebut, seperti bandros, cireng, colenak, burayot, aliagrem, bajigur, bandrek, keremes, dan lain sebagainya. Merupakan produk-produk kuliner Sunda jadul yang kian hari semakin tidak dikenal oleh masyarakat.
Pengunjung pasar kuliner jadul, Pupung (30), mengatakan panganan jadul ini beraneka ragam warna dan nama ,mengingatkan kembali masa anak-anak karena dulu masih banyak dijajakan, sekarang jarang malah sudah langka.
“Makanan jadul ini seperti nostaliagia ke jaman masih bocah,” katanya.
Walaupun jajanan kampung, soal rasa tidak kalah menggoyang lidah dengan makanan modern yang dijajakan di Mall atau cafe ,selain harga murah juga rasanya tak ketinggalan zaman.
“Rasa tak kalah dengan jajanan kota,” tandasnya.(*/siberindo.co)