LEBAK – Penghematan anggaran tahun 2025, di Kabupaten Lebak khususnya, dirasakan pula oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Meski begitu, dengan angagaran yang tersedia, FKUB setempat akan tetap memaksimalkan kinerjanya.
Anggaran FKUB untuk tahun 2025, yang memang “dititipkan’ ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangsapol), sebesar Rp50 juta. Sebelumnya (tahun 2024) anggarannya sebesar Rp250 juta. “Tahun 2026 nanti, semoga normal lagi, paling tidak miminal kembali ke angka Rp250 juta,” kata Ketua FKUB Lebak, Drs. H. Zubaedy Haerudin, di kediamannya, Selasa (12/03/25).
Program kerja FKUB Lebak, diakui Haerudin, memang cukup banyak pada tahun 2025 ini. Tentu saja, kami berpegang pada kaidah ilmu agama (usul fikih), “Kalau tak bisa dikerjakan semua, jangan ditinggalkan semua,” kata Haerudin (maa laa yudraku kulluhu, laa yutraku kulluhu).
Program-program kerja yang sudah dikemas, antara lain, penyuluahan dan sosialisasi Peraturan Bersama Menteri (PBM) Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006, cetak buku edisi II tahun 2025, pembangunan Taman Harmoni Lebak, penyediaan sekretariat (kantor FKUB) berikut kelengkapan isinya, dan lain-lain.
“Kalaupun tak bisa direalisasikan semua, maka sebagiannya saja ada yang bisa direalisasikan. FKUB akan tetap bergerak,” kata Haerudin, bersemangat.
Audiensi dengan Bupati Lebak
FKUB Lebak sudah mengajukan permohonan audiensi dengan Bupati Lebak Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya, S.H resmi melalui surat. “Audiensi kami prioritaskan untuk membangun silaturahmi, perkenalan, dan lain-lain yang menyangkut hubungan baik Pemkab Lebak dan FKUB. Tanggung jawab kerukunan di tingkat kabupaten, ada pada bupati. FKUB membantu dalam penerbitan rekomendasi pembangunan rumah ibadah,” kata Haerudin.
“Jadi, ada relasi kerja yang kuat FKUB dan Pemkab ada relasi kerja. SK FKUB diterbitkan oleh Pemkab Lebak, dan ditandatangani oleh bupati. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) rumah ibadah, tak mungkin terbit tanpa rekomendasi dari Kemenag dan FKUB,” kata Haerudin pula. (Dean Al-Gamereau).
