HMI Sesalkan Dinsos Tidak Libatkan RT/RW Dalam Pembagian Bansos


Cilegon – Beredarnya surat No 460/685/Pemsos/2020 tentang permohonan personil pendamping dan pendistribusian bantuan sembako covid-19 oleh Dinas Sosial Kota Cilegon membuat kecewa sebagian masyarakat.

Surat yang di tujukan kepada lurah sekota cilegon itu membatalkan pihak RT/RW dalam pendistribusian bantuan sembako covid-19.

Rikil Amri selaku Ketua Umum HMI Cabang Cilegon menyesalkan isi surat tersebut, padahal selama ini RT/RW yang selalu berjibaku mencatat dan mendata warga yang kurang mampu dan membutuhkan bantuan namun tiba-tiba saja ditengah jalan RT/RW tersebut tidak di libatkan. Jangan sampai terjadi seperti di daerah-daerah lain yang justru RT/RW menjadi kambing hitam ketika bantuan tersebut tidak tepat sasaran.

Kemana anggaran pemerintah daerah yang begitu besar untuk penanganan covid-19 ini ?
Jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan ditengah situasi pandemi ini untuk kepentingan pribadi ataupun golongan.

Kami meminta kepada Kepala Dinas Sosial Kota Cilegon untuk mengkaji ulang isi surat tersebut.

Wasekum Bidang PPD HMI Cabang Cilegon Permas Dandi Maulana mengatakan bantuan sosial pada saat ini sangatlah sensitif apapun itu bentuknya dan sangat lebih efektif jika itu RT/RW dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Yang tau kondisi masyarakat langsung kan bukan pejabat-pejabat teras, melainkan pengurus RT/RW. Dan saya minta Dinas Sosial harus transparan mengenai Anggaran tersebut. Dan semoga saja tidak ada yang lempar batu sembunyi tangan.

Sementara itu Juhadi selaku Ketua RW di salah satu wilayah Kota Cilegon mengungkapkan musim wabah pandemi covid-19,
Pemerintah berjanji manis di dunia maya,
Menyuruh semua warga di data RT/RW, jangan ada yang tertinggal, semuanya ngantri mendaftar ke RT/RW.
Rasa kantuk dan lelah memasukkan data warga sudah tidak dirasakan. Semua dilakukan demi kebahagiaan warga. Semua dilakukan demi ketentraman warga

Tapi entah apa dikata, ketika janji manis para pemimpin jauh panggang daripada api,
untaian harapan semua warga masyarakat hilang sudah yang tinggal kekecewaan.
Saatnya RT/RW jadi makian warga. Saatnya RT/RW jadi tudingan warga. Saatnya RT/RW jadi fitnahan warga

Kalaulah kerja RT/RW tidak disertai ketulusan, kalaulah kerja RT/RW tidak disertai kecintaan, mungkin lebih baik menanggalkan jabatan daripada didera cacian warga, kadang ada yang bertanya berapa Rt/Rw digaji sehingga bebannya begitu berat.

Saya hanya memohon, tolong jangan banyak berjanji apabila tidak ada bukti. Tolong jangan banyak cakap manis di dunia maya,
kalau akhirnya rakyat tersakiti.

Lebih baik sedikit bicara tapi banyak kerja nyata dari pada terus berbicara nggak ada apa-apanya. Ingat data rakyat bukan alat komoditi politik. Ingat kesusahan warga jangan jadi alat pencitraan pribadi

Biarkan warga kami yang sudah nyaman jangan diusik dengan janji-janji. Biarkan warga kami yang sudah biasa hidup dengan berbagai ujian jangan ditambah lagi dengan iming-iming yang tak pasti. Janganlah kekecewaan warga kami dengan berbagai kebijakan ditambah lagi dengan kekecewaan yang lain.

“Warga kami tidak banyak menuntut asal para pemimpin jangan banyak menyebar janji,”pungkasnya.(Rls/Madsari)


Next Post

Pengusaha Elpiji Di Lebak Bagi Bagi Takjil

Sab Mei 16 , 2020
Lebak – Zakki, pengusaha sembako dan gas elpiji 3 Kg asal Kabupaten Lebak, rupanya memiliki rasa kepedulian yang cukup tinggi […]