Bandung – Rencana jihad Persatuan Islam (PERSIS) 2021 – 2025 sudah setengah jadi, setelah dibahas dalam diskusi di Grup WA Badan Pekerja Muktamar 2020, Selasa malam ini (29/12/20).
“Rapat besok, mungkin hanya satu jam. Selebihnya, kita nikmati soto hadory saja,” kata Kiai Haji Doktor Jeje Zaenudin, M.Pd setelah menelaah masukan-masukan dan masakan-masakan anggota grup.
Pembahasan rencana jihad setebal 24 halaman tampilan power point itu memang sudah dijadwalkan pada 30 Desember 2020, dengan dual system, di dunia nyata (Kantor PP PERSIS, Jalan Perintis kemerdekaan) dan di dunia maya melalui zoom meeting.
“Tetapi, pembahasan di dunia nyata, tatap muka, bisa lebih fokus, lebih jelas latar belakang argumentasinya. Jelas pula setuju atau tak setuju,” kata Ketua BP Muktamar XVI PERSIS, Kiai Haji Doktor Uyun Kamiluddin SH MH.
Rencana Jihad PERSIS 2021 – 2025 ini, diakui Doktor Jeje sudah merupakan perenungan dan sinkronisasi antara qanun asasi/qanun dakhili dan tema muktamar. Meski begitu, wakil ketua umum PP PERSIS yang juga dipanggil Abu Himam ini masih membuka peluang untuk perbaikan-perbaikan atau tambahan-tambahan.
“Besok (Rabu ini) kita bahas dalam rapat,” kata Doktor Jeje.
Tema muktamar XVI PERSIS,“Transformasi Gerakan Dakwah PERSIS untuk Mewujudkan Islam Rahmatan lil‘Alamin dalam Bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia”.
Transformasi menjadi kata kunci lompatan karena akan mempengaruhi keseluruhan gerakan PERSIS, yang bukan saja dakwah melainkan juga tarbiyah (pendidikan), maliyah ijtimaiyah (seperti zakat, wakaf dan sedekah). Kelak, tak saja PERSIS konvensional, bakal muncul pula sandingannya, e-PERSIS dengan segala kemajuan dan ke-modern-annya, tanpa harus kehilangan jati diri tujuan jamiyyah PERSIS.
Agenda BP Muktamar XVI PERSIS Rabu besok (30/12/2020), selain penyempurnaan rancangan rencana jihad, juga diagendakan penyempurnaan rancangan qanun asasi/qanun dakhili (anggaran dasar/anggaran rumah tangga).
Penyusunan bayaan (rekomendasi) kemungkinan akan dibahas pada rapat BP berikutnya. “Tidak terlalu berat seperti penyusunan rancangan qanun asasi/qanun dakhili dan rencana jihad,” kata Doktor Jeje.
PERSIS sendiri lahir di Bandung (Jawa Barat), pada tanggal 1 Safar 1342 H atau bertepatan dengan tanggal 23 September 1923 M. Muktamar sekarang ini dinilai istimewa karena menjelang usia 100 tahun, meski PERSIS sendiri tak punya tradisi peringatan milad dari tahun ke tahun.
PERSIS akan menyelenggarakan muktamar XVI di Bandung (Jawa Barat), 2 – 5 April 2021. BP Muktamar XVI PERSIS ditugasi menyediakan rancangan qanun asasi/qanun dakhili, rencana jihad dan bayaan (rekomendasi). Ketiga rancangan itu akan dibahas resmi dalam muktamar, dengan peserta dari seluruh Indonesia (dean-a).