Gula Kawung, Gula Asal Lebak Untuk Kesehatan


Lebak – Mengapa pendakingunung suka membawa bekal gula kawung?. Oleh karena gula ini bisa menambah tenaga saat pendakian, saat tenaga dimaksimalkan.

Gula kawung atau disebut juga gula aren, selain jadi bahan dasar atau pemanis makanan-makanan tertentu, seperti kue kelepon atau kue putu juga jadi obat, jadi penyembuh untuk beberapa penyakit.

Gula kawung diyakini mengandung zat besi yang cukup tinggi sehingga mampu mengatasi kekurangan darah. Maka dengan sehatnya peredaran darah, kita akan terhindar dari berbagai penyakit seperti lemas lemah, letih.lesu dan lelah atau disingkat jadi 5-L.

Akibat kekurangan darah pula, bisa mudah terserang penyakit, daya tahan tubuh melemah dan kurang pula gairah beraktifitas. Gula kawung diyakini pula menjaga keseimbangan kadar kolesterol tubuh. Itu artinya, gula kawung mampu menurunkan kadar koresterol yang meninggi, sehingga kemudian jadi normal dan stabil.

Kadar kolesterol yang terlalui tinggi, memicu beragam penyakit seperti diabetes, jantung koroner, stroke, asam urat, tubuh menjadi lemas, lesu dan lemah, mudah mengantuk, kurang konsentrasi dan sesak nafas

Bagaimana agar tubuh terlindungi dari penyakit berbahaya seperti kanker kulit?. Itulah kerja antioksidan. Dimana antioksidan berada?. Dalam gula kawung!. Dengan demikian, gula kawung bisa pula menangkal penyakit kanker kulit karena mengandung antioksidan itu.

Salah satu masalah yang dapat menyebabkan penyakit yang serius, menurut http://mistercufflink.com, yaitu sirkulasi darah yang tak lancar dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi, menyumbat saluran peredaran darah, menurunkan kinerja jantung dan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular cardiovascular disease (CVD), yakni penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah.

Apa pun, gula kawung khususnya ternyata banyak sekali manfaatnya. Ingin Seperti Gula Kawung yang lahir dari sebuah pohon yang berguna seluruh “organ tubuhnya”.

Tak ada yang terbuang. Gula kawung jadi produksi “mahkota” pohon kawung hasil tanaman si Careuh (musang). Si Careuh tak meminta apa pun dari manusia, tak pernah meminta balas jasa apa pun dari manusia yang sudah mengambil manfaat sebesar-besarnya.

Dari sisi ini, kita pantas belajar dari si Careuh yang mungkin akan marah kalau tahu namanya dijadikan pribahasa yang buruk, Musang berbulu domba, untuk orang yang berpura-pura baik padahal hatinya mah jahat.

Seorang gadis yang berbedak sangat tebal, sehingga kemudian jadi menor, dalam pribahasa Sunda-nya dikatakan “siga careuh bulan”. Duh, penistaan terhadap si careuh yang sebetulnya sudah sangat berjasa untuk manusia.

Kabupaten Lebak termasuk daerah yang dikenal gula arennya, sekaligus jadi salah satu produsen gula ini di Provinsi Banten. Kecamatan Cijaku dan Kecamatan Cigemblong, misalnya, dikenal sebagai “lumbung” gula kawung di Kabupaten Lebak.

KPU Kabupaten Lebak, pada pilkada 2018 lalu,menjadikan gula kawung sebagai maskot, dengan nama si Gawung, akronim dari si Gula Kawung. Alasannya, selain gula kawung sebagai karya dan kekayaan lokal, juga gula kawung banyak manfaatnya untuk kesehatan tubuh. (Dean Al-Gamereau).


Next Post

Bantai Celta Vigo, Real Sociedad Puncaki Pimpinan Klasemen La Liga

Sen Nov 2 , 2020
Korantangerng.com – Real Sociedad kembali mendepak Real Madrid dari puncak klasemen Liga Spanyol yang cuma diduduki sang juara bertahan dalam […]