6 dari 100 Orang Pengangguran di Banten Lulusan Universitas


Publikasi Badan Pusat Statistik Banten dalam Statistik Daerah Provinsi Banten 2018 menyebutkan penduduk usia kerja di Banten (usia 15 tahun ke atas) selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan hingga lebih dari dua pertiga.

Hal itu berdasarkan indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yang memberikan gambaran mengenai besarnya persentase penduduk usia kerja yang termasuk dalam bagian angkatan kerja. Jumlah angkatan
kerja Banten sendiri terus bertambah, yaitu dari 5,69 juta orang menjadi 6,09 juta orang pada Februari 2018.

Data tersebut juga mengungkap, seiring dengan jumlah angkatan kerja yang bertambah, persentase penduduk usia kerja yang bekerja juga meningkat. Peningkatan ini, terjadi karena kesempatan kerja yang tercipta
melebihi pertambahan jumlah angkatan kerja. Imbasnya, Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) Banten menurun hingga menjadi 7,77 persen pada Februari 2018. Hanya saja, angka pengangguran ini masih sangat tinggi, karena berada jauh di atas rata-rata Nasional yang hanya 5,13 persen.

Anggota Komisi IX DPR RI Yayat Y Biaro menyoroti hal itu, kata dia, pengangguran menjadi beban bagi daerah yang menjadi tujuan migrasi penduduk, salah satunya Banten.

“Banten ini menjadi magnet migrasi penduduk, karena ada kawasan industri di Tangerang dan Cilegon,” ungkapnya usai menjadi narasumber Sosialisasi Pengendalian Penduduk bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Banten di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Senin (3/12/2019) lalu.

Lanjut Yayat, selama tiga tahun terakhir, kesempatan kerja banyak tercipta di Banten, sehingga pengangguran menurun. Sehingga, karena pertambahan jumlah angkatan kerja melebihi kesempatan kerja, tingkat pengangguran terbuka menurun hingga menjadi 7,77 persen.

“Namun, jika dirata-rata dengan nasional, tingkat pengangguran ini masih sangat tinggi, karena
berada jauh di atas rata-rata Nasional yang hanya 5,13 persen,” jelasnya.

Sementara berdasarkan serapan lapangan kerja, dari data BPS itu, beber Yayat, dari 100 penduduk yang telah
bekerja pada Februari 2018, 41 orang bekerja pada lapangan usaha industri pengolahan serta lapangan usaha perdagangan dan reparasi atau perawatan mobil-motor. Sekitar 22 orang, lebih memilih untuk bekerja pada lapangan usaha pertanian serta lapangan usaha transportasi dan pergudangan. Sisanya, bekerja pada berbagai lapangan usaha selain keempat lapangan usaha tersebut.

“Berdasarkan tingkat pendidikan, 6 dari 100 orang pengangguran di Banten tersebut lulusan universitas. Data ini menarik, karena mereka kelompok yang semestinya secara kualitas jauh lebih baik dibandingkan lulusan SLTA,” imbuhnya.

Manyikapi hal tersebut, Yayat berpendapat, bahwa perlu ada berbagai pogram pelatihan keterampilan bagi penduduk usia produktif yang tidak terserap di sektor formal. Sehingga, mereka tetap bisa berdikari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Solusinya tentu pembekalan keterampilan, agar mereka bisa membuka lapangan usaha sendiri. Sehingga tidak selalu ketergantungan pada sektor industri maupun sektor formal lainnya,” tandasnya (Mul)


Next Post

Disdik Kota Tangerang Gelar Workshop Peningkatan Kompetensi Pendidikan Satuan PAUD

Jum Des 7 , 2018
Korantangerang.com – Wakil Wali Kota Tangerang H. Sachrudin didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Abduh Surahman menghadiri Workshop Peningkatan Kompetensi […]