PANDEGLANG – Ratusan masyarakat Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang kembali melakukan aksi unjuk rasa dan memblokir jalur Labuan-Carita-Anyer, Rabu (15/3/2017). Dalam aksinya, ratusan masa mengklaim pemerintah tidak punya hati, sebab telah melakukan pembiaran jalan Labuan-Carita yang saat ini rusak parah.
Aksi demo tersebut merupakan aksi jilid III yang dilakukan masyarakat Carita, sebab sebelumnya warga sudah dua kali melakukan aksi demo. Namun karena merasa tidak digubris oleh pemerintah. Akhirnya, masa kembali turun kejalan dan melumpuhkan lalu lintas di jalur tersebut.
Pantauan di lapangan, aksi yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB itu dilakukan di tiga titik, yakni di jembatan merah Cikalimati, Desa Carita, Pasar Carita dan Tugu KB Labuan, Kecamatan Labuan.
Saat masa melakukan orasi dan membakar ban di jembatan Cikalimati, selama kurang lebih 30 menit aktivitas lalu lintas dari arah Anyer dan Labuan sempat lumpuh. Setelah itu, masa melanjutkan orasinya di jalan pasar Carita dan menutup jalur tersebut, hingga kemacetan pun kembali terjadi. Selama kurang lebih 20 menit melakukan orasi di jalan pasar Carita, masa melanjutkan aksinya ke tugu KB Labuan, Kecamatan Labuan.
Koordinator Lapangan aksi , E Supriadi Pranky dalam orasinya menganggap, pemerintah sudah tidak punya hati. Karena telah membiarkan masyarakat Carita menderita akibat jalan usak itu, selain itu, ia juga menilai, Bupati Pandeglang Irna Narulita hanya mampu bersolek dan dandan merawat kecantikannya, akan tetapi tak mampu merawat dan membangun jalan Carita yang sudah rusak parah.
“Bupati hanya mampu merawat kecantikannya, tetapi tak mampu memuluskan jalur Labuan-Carita. Sebab kerusakan jalan yang saat ini terjadi sudah cukup lama dan dibiarkan saja,” ungkap Pranky.
Lanjut dia, pemerintah juga telah membiarkan kendaraan over tonase yang sekarang ini selalu lalu-lalang di jalur tersebut. Akibatnya kerusakan jalan itu terus tejadi bahkan sekarang bertambah parah, oleh sebab itu, ia dan masyarakat yang lain mendesak pemkab menindak aktivitas kendaraan over tonase dan lakukan perbaikan jalan.
“Jalan Labuan-Carita merupakan akses utama menuju kawasan objek wisata, kalau tetap dibiarkan rusak, maka objek wisata akan sepi pengunjung,” katanya
Koordinator lainnya, Samhadi mengaku, kondisi jalan Carita yang semakin parah merupakan salah satu bentuk ketidak berpihakannya pemerintah terhadap masyarakat. Wilayah Carita, seakan-akan diajak tirikan oleh Pemkab Pandeglang, Pemprov Banten dan pusat. Padahal kata dia, wilayah Carita merupakan pusat objek wisata di Banten, khususnya Kabupaten Pandeglang, tetapi akses jalan selalu dibiarkan rusak.
“Fungsi jalan sebagai sarana peningkatan pelayanan publik dan berdampak langsung terhadap pertumbukan ekonomi masyarakat. Namun kalau dibiarkan rusak, maka masyarakat tidak akan maju,” tuturnya
Pihaknya juga meminta, Bupati Pandeglang harus mampu mengawal wisata Carita dan memajukan Carita, masyarajat jangan hanya dijadikan sapi perah. Selain itu, pihak legislatif juga harus bisa mendorong semua pembangunan di Pandeglang, jangan hanya beruncang-uncang kaki duduk dikursi mewah.
“Kami ingin jalan Carita ini bagus, karena kalau jalannya bagus, pertumbukan ekonomi masyarakat juga akan berkembang cepat,” ujarnya.
Sementara saat akan dikonfirmasi, Kepala Unita Pelaksana Tehnis (UPT) Dinas Pekerjaan Umu dan Penataan Ruang (DPUPR) Banten, Memed sedang tidak ada di tempat, menurut salah seorang stafnya, kalau Kepala UPT DPUPR itu tidak ada di ruangannya. “Bapak tidak ada di kantornya,” ucapnya. (GATOT)