Secuil Cerita Merah Putih Di Bumi Cenderawasih


Jayapura – Pada tanggal 1 Mei 1963 secara resmi United Nations temporary Executive authority atau Untea menyerahkan kembali wilayah Irian Barat yang sebelumnya dikuasai oleh Belanda kepada Pemerintah Indonesia.

Sekilas ketika kita memandang sang Merah Putih berkibar di angkasa, banyak diantara kita yang menganggap biasa-biasa saja, tetapi tidak bagi mereka yang pernah merasakan suasana penjajahan itu. Merah Putih menjadi sesuatu yang sakral, karena dengan pengorbanan darah dan nyawa, kini Ia bisa berkibar dengan bebas di mana saja di wilayah Negara Kesatuan Indonesia.

Agustinus Sukoi yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1947, dua tahun setelah kemerdekaan bersyukur, karena sejak merah putih berkibar dengan gagahnya di tanah kelahirannya, Ia menjadi salah satu yang merasakan kebebasan itu

Bagi Ayah 9 orang anak ini sejarah masa lalu adalah pengalaman yang sangat berharga untuk melangkah menatap masa depan yang lebih baik. perebutan kemerdekaan adalah sebuah pengorbanan yang sulit dilupakan terutama bagi mereka yang menjadi saksi dan masih hidup hingga kini

Satu pesan yang keluar dari mulut Agustinus, bahwa sebagai generasi yang telah merasakan kemerdekaan Jangan pernah melupakan Indonesia.

“Ini pemberian yang kami terima dan sangat berharga, akan saya ceritakan kepada anak-anak keturunan saya, jangan pernah lupakan Indonesia,” ujarnya penuh semangat.

Agustinus bersama istri tercinta Kini Tinggal berdua di kota kecil di sebuah bukit di kampung Hobong, danau Sentani, Kabupaten Jayapura.

Meski hidup dalam kesederhanaan ini setelah berhasil menyelamatkan diri dari banjir bandang yang melanda Kabupaten Jayapura 16 Maret lalu, suami dari Rose Boi tetap menunjukkan kesetiaannya kepada Merah Putih.

Aku hanya bisa berpesan kepada anak-anaknya dan generasi masa kini untuk jangan pernah melupakan sejarah Bangsa Indonesia, hidup sebagai bangsa yang merdeka adalah kerinduan Agustinus yang pernah merasakan bagaimana hidup dalam kekangan penjajah saat itu.

“Bendera Merah Putih harus terus dikibarkan oleh generasi masa kini di Bumi Cendrawasih ini. Salam Merah Putih,”tutupnya.(zher)


Next Post

Babinsa Akas Balance Peringatkan Warga Yang Akan Melaut

Ming Agu 9 , 2020
Talaud – Bertempat di pelabuhan tradisional Desa Akas Kecamatan Damau, Serda Nursan Tameane, Babinsa Akas Balane Koramil 1312-01/Kabaruan mengimbau warga […]