Pendidikan dan Kesehatan Target Pembangunan Jawa Barat 2017


KORANTANGERANG.com – Pembangunan di Jawa Barat pada 2017 akan lebih banyak berfokus pada alih kelola SMA dan SMK. Hal ini terlihat dari alokasi hampir Rp 1,4 triliun yang digunakan untuk program tersebut.

“Selain itu, kita akan membangun rumah sakit rujukan di lima wilayah, yakni Bandung Raya, Bogor, Purwakarta, Cirebon, dan Priangan. Tujuannya agar rakyat yang sakit tidak perlu ke Bandung,” kata Denny Juanda, Asisten Daerah II Pembangunan dan Perekonomian Provinsi Jawa Barat, kepada tim humas di Gedung Sate, Jalan Diponegoro Nomor 22, Bandung, beberapa hari lalu.

Menurut dia, terkait dengan infrastruktur, Bandara Kertajati di Majalengka juga ditargetkan rampung pada 2017. “Kami masih akan terus membebaskan lahan untuk jalan. Biayanya mencapai Rp 2,1 triliun. Tapi tidak semuanya dari APBD. Kami hanya menggunakan Rp 250 miliar dari APBD,” ujarnya.

Proyek penanaman banana green belt di wilayah Jawa Barat bagian selatan pun akan diimplementasikan pada 2017. Penanaman pohon pisang ini dilakukan di koridor sepanjang 400 kilometer dari Pangandaran hingga ke Pelabuhan Ratu.

“Masyarakat di sana sudah siap membuat banana green belt. Sekarang sudah dikelola dan nanti kerja sama antara Dinas Pertanian, Badan Penerapan Iptek, dan BUMD (badan usaha milik daerah) Agrojabar,” kata Denny.

Saat ini proyek banana green belt sudah disiapkan untuk menanam 4 hektare pohon pisang setiap 1 kilometer. Sebagian besar bibit didapatkan dari masyarakat dan pemerintah provinsi. Lahan yang menjadi tempat banana green belt pun tetap menjadi milik masyarakat. “Tujuan dari banana green belt adalah untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat setempat. Jadi, Agrojabar-lah yang nanti akan membeli hasil panen,” katanya.

Kendala yang akan dihadapi dalam proyek ini, Denny melanjutkan, adalah tidak mudahnya BUMD tersebut menjual pisang ke perusahaan besar. Untuk menyiasatinya, hasil panen pisang dijual dalam berbagai macam bentuk, seperti tepung dan jus.

Target pembuatan banana green belt di Jawa Barat bagian selatan bertujuan mengurangi jumlah tenaga kerja menjadi pembantu rumah tangga di luar negeri. Masyarakat Jawa Barat bagian selatan diharapkan dapat tumbuh perekonomiannya dan mandiri.

Secara khusus, BUMD yang berada di bawah Asisten Daerah II, pada akhir 2017 ditargetkan sudah masuk ke koordinat nol. Artinya, sudah bisa usaha, cash flow bagus, dan tidak punya utang. “Dan bandara sudah dapat beroperasi. Pembangunan rumah sakit Jawa Barat di Jampang Kulon dan Pamengpeuk sudah rampung. Kemudian 400 perguruan tinggi sudah diberikan bantuan,” katanya.

Tidak hanya itu, pembangunan dilakukan untuk modernisasi tata pemerintahan, yakni dengan mendirikan pos penyuluh pedesaan. “Pos penyuluh pedesaan ini cara kerjanya seperti, jika ingin tahu harga cabai di Cianjur pukul 09.00 pagi, pos tersebut akan mengirim data melalui teleconference,” kata Denny. @DF


Next Post

Resmi Nikahi Pramugari Cantik, Yama Carlos Lega

Sel Des 13 , 2016
KORANTANGERANG.com – Keinginan Yama Carlos untuk kembali berumah tangga akhirnya terwujud sudah. Pria kelahiran Semarang ini akhirnya resmi menikah dengan seorang pramugari […]