Korantangerang.com – Makin derasnya kecaman dan kritikan terkait pembelian kendaraan dinas (Randis) senilai Rp. 1,9 miliar di akhir tahun 2018, yang diperuntukan bagi Bupati Pandeglang, dinilai sejumlah kalangan sebagai bentuk pemborosan anggaran. Pasalnya, pembelian Randis itu tidak bersifat penting, mengingat Randis Bupati yang dibeli di tahun 2017 lalu, masih sangat layak.
Diakui Asisten Daerah bidang Administrasi Umum (Asda III), Undang Suhendar yang ditemui di Gedung DPRD Pandeglang, Senin (11/3/2019) tadi, menuturkan. Bahwa pembelian Randis jenis Toyota Prado senilai Rp. 1,9 miliar itu, adalah permintaan dari Bupati Pandeglang. Dirinya selaku bawahan, hanya menjalankan keinginan dari pimpinan, meski memang kendaraan yang ada (Toyota Vellfire) masih layak.
“Itukan kebijakan pimpinan. Ini permintaan dari atasan, saya hanya menjalankan tugas saja,” aku Undang sambil bergegas memasuki ruangan Sidang Paripurna DPRD saat itu.
Saat disinggung perihal rencana pembelian kendaraan dinas perorangan baru ditahun 2019 ini, Undang menyangkalnya. Menurut mantan Kepala Dindikbud itu, pembelian Randis tahun ini hanya untuk opeasional di OPD seperti Humas.
“Tahun ini kita tidak beli. Kalau pun ada itu untuk operasional humas dan lain-lain,” tegasnya lagi.
Padahal dalam APBD 2019, tercantum anggaran sebesar Rp. 1 miliar untuk pembelian Randis perorangan. Bahkan rencana pembelian itu, sudah ditayangkan pula di Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP).
“Waduh saya tidak tahu ada anggaran Rp. 1 miliar untuk beli kendaraan dinas perorangan. Setahu saya tidak ada itu alokasi anggaran untuk Randis perorangan,” bantahnya, sambil berlalu.
Sementara itu dalam pemberitaan sebelumnya, sempat diungkapkan Akademisi UNMA Banten, Eko Supriatno, yang menurutnya pembelian Randis itu, adalah bentuk keserakahan pejabat Pandeglang. Padahal secara tanggungjawab selaku pimpinan, Eko menilai belum ada kontribusi apapun terhadap masyarakat.
“Pembelian Randis merupakan bentuk keserakahan pejabat di Pandeglang. Mereka belum ada kontribusi apapun untuk masyarakat, sudah minta kendaraan dinas. Seharusnya malu kepada masyarakat yang memilih mereka,” sindir akademisi UNMA Banten, Eko Supriatno melalui siaran pers yang diterima, Sabtu (9/3/2019) lalu.
Demikian juga kritikan yang sempat dilontarkan Sekretaris Pengurus Canbang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pandeglang, Yandi. Dia menilai pembelian Randis itu sesuatu yang keji di tengah keadaan Pandeglang yang masih terpuruk akibat bencana, serta masih banyaknya infrastruktur jalan yang buruk.
“Tapi Pemkab malah mementingkan membeli Randis mewah dibandingkan menghentaskan itu semua. Jelas ini melukai hati rakyat yang saat ini masih banyak menjerit, karena menginginkan adanya pembangunan jalan. Eh, bupati kita malah beli mobil mewah,” keluhnya. (Daday)