Pasca Tsunami Selat Sunda, Produksi Ikan Tangkapan Nelayan Semakin Menurun


Pandeglang – Pasca bencana tsunami Selat Sunda pada akhir tahun 2018 lalu, tanggapan ikan laut di Kabupaten Pandeglang bisa dikatakan menuruh, bahkan penurunan tersebut hingga mencapai 50 ribu ton dalam satu tahun kemarin. Padahal sebelum tsunami, produksi tangkapan ikan oleh nelayan di wilayah Pandeglang ini, rata-rata diatas 200 ribu ton per tahunnya.

Hal ini diakui Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pandeglang, Suaedi Kurdiatna yang menuturkan, bahwa sepanjang tahun 2019, nelayan di Pandeglang hanya mampu menghasilkan tangkapan ikan sebanyak 150 ribu ton, atau berkurangan dari hasil tangkapan ikan pada tahun sebelumnya, sebelum bencana tsunami Selat Sunda terjadi pada diakhir tahun 2018 lalu.

“Tahun 2019 kemarin, total tangkapan ikan nelayan Pandeglang, mengalami penurunan drastis. Dari 200 ribu ton sebelum tsunami, atau di tahun 2018. Kemarin (2019) tangkapan ikan nelayan hanya dicapai 150 ribu ton saja,” jelas Suaedi, Rabu (22/1/2020).

Dikatakannya juga, berkurangnya tangkapan ikan itu bukan karena ketersediaan ikan yang menipis, melainkan karena banyaknya alat tangkap nelayan yang rusak. Para nelayan masih kesulitan mengganti alat tangkapnya, termasuk kapal yang rusak akibat terjangan tsunami. Sementara bantuan kapal dari pemerintah maupun lembaga lainnya, belum maksimal.

“Imbas dari tsunami, hasil produksi ikan menurun. Bukan karena ikan yang sedikit, atau fenomena alam. Akan tetapi karena alat tangkap milik nelayan yang berkurang, lantaran rusak akibat dampak tsunami,” tambahnya.

Kepala Dinas Perikanan Pandeglang ini pun mengatakan, dampak dari erkurangnya hasil tangkapan ikan itu, secara langsung maupun tidak, jelas berimbas pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Padahal semula Dinas Perikanan bisa memenuhi target PAD yang besarannya mencapai Rp700 juta. Namun hasilnya, hanya tercapai Rp600 juta.

Mantan Camat Panimbang itu membeberkan, tsunami juga turut merusak fasilitas dibeberapa Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Dari 14 TPI yang dikelola Pemkab Pandeglang, ada sejumlah TPI yang belum beroperasi normal sejak tsunami, seperti di TPI Sumur.

“Sumber produksi ikan mayoritas dari nelayan di Kecamatan Labuan, karena jumlah mereka paling banyak,” sebutnya.

Oleh karena itu, tahun ini pemerintah akan optimalisasi beberapa TPI sebagai penghasil devisa daerah. Bahkan dia juga menyebut, Dinas Perikanan mendapatkan bantuan berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp1,5 miliar untuk mengadakan berbagai jenis alat tangkap bagi nelayan.

“Saya juga sudah sampaikan ke Provinsi Banten untuk membantu pengadaan kapal bagi nelayan di Sidamukti,” tandasnya. (Daday)


Next Post

Dandim 0506/Tgr Hadiri Lepas Sambut Kejari Tangsel

Rab Jan 22 , 2020
Tangerang – Dandim 0506/Tgr Kolonel Inf Wisnu Kurniwan S. Sos bersama Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany menghadiri acara lepas sambut […]