Kulonprogo – Bisnis kuliner atau makanan memang menggiurkan. Dewasa ini, banyak warung makan dan restoran mulai menjamur. Dari konsep restoran yang mewah sampai model klasik, tengah marak dibangun di pelosok-pelosok daerah maupun kota. Dari menu Eropa, sampai menu desa, disuguhkan dengan berbagai sarana. Masyarakat tinggal memilih apa yang disuka.
Sekarang tak perlu susah jika lapar melanda. Begitu juga yang dirasakan oleh masyarakat dusun Sukoponco, Sukoreno, Sentolo, Kulon Progo. Wahyudianto (29 tahun) menjawab kebutuhan masyarakat sekitar akan terpenuhinya kebutuhan kuliner dengan membangun sebuah warung makan. Berkonsep angkringan modern, dia bersama istrinya Indah Muryani (29 tahun), berhasil menyuguhkan pilihan baru dalam berkuliner. Wanita yang akrab disapa Yani ini yang memasak sendiri aneka lauk pauk dan nasi kucing untuk menyuplai dagangannya.
Memasak menjadi hal yang lumrah bagi setiap wanita. Hal ini pula yang dilakukan Yani. Membuat menu angkringan tentu bukan hal yang sulit baginya, mengingat dia berasal dari Klaten yang sejak kecil sudah akrab dengan “angkringan”.
Berawal dari menjaga angkringan milik teman, selama hampir dua tahun, Wahyudianto bisa belajar seluk-beluk dalam berbisnis kuliner ini. Kini, Yudi (begitu sapaan akrabnya) bisa memiliki dan membangun angkringan sendiri. Tempat yang banyak dikunjungi kaum lelaki di malam hari ini dia namakan Merak Angkringan Njero.
Nama angkringan ini tentu memiliki filosofi yang tinggi, dilihat dari susunan katanya, Merak bisa berarti burung yang memiliki bulu yang indah, tapi bisa diartikan juga dalam bahasa jawa artinya mendekat. Sedangkan Njero artinya di dalam. Jadi meski terletak di dalam perkampungan, akan banyak pengunjung yang mendekat.
Angkringan yang telah resmi dilaunching pada 4 September lalu berlokasi di perempatan jalan. Lokasinya cukup strategis. Meski ada di dalam desa, tetapi pengunjung bisa datang dari berbagai daerah. Lokasi parkir juga luas, sehingga tamu-tamu yang mengendarai mobil bisa parkir dengan nyaman.
Berbagai pilihan menu angkringan, lengkap dia sajikan. Ada aneka minuman sperti es jeruk, es teh, kopi, bajigur, jahe susu, dan menu makanan seperti sate, nasi kucing, nasi sambel, nasi oseng, pecel, bakmi, kupat tahu, ayam, lele, telur puyuh, gorengan, tahu gembus, gembus galak, ubi. Ada pula menu makanan lain yang dibuat oleh tetangga setempat dengan sistem titipan.
“Alhamdulillah setiap hari nggak sepi. Pasti ada saja pengunjungnya. Ada pelanggan tetap, ada juga yang dari luar desa,” tutur Yani sembari menggendong anak ketiganya yang masih balita.(*/siberindo.co).