Korantangerang.com – Ratusan pedagang kartu perdana ponsel berunjuk rasa di depan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Rabu (28/3).Para pemilik konter ponsel yang tergabung dalam Kesatuan Niaga Celuller Indonesia (KNCI) ini mengadukan nasibnya kepada DPRD Kota Tangerang.
Dalam aksi tersebut, para pedagang membakar 10 ribu kartu perdana dari berbagai operator seluler sebagai bentuk penolakannya terhadap PM Kominfo No 21 Tahun 2017 mengenai registrasi kartu perdana berbayar.
Diketahui sebelumnya, salah satu aturan dalam regulasi tersebut yakni membatasi registrasi kartu perdana yang bisa dilakukan oleh pengguna secara mandiri hanya terbatas sebanyak 3 kartu perdana pada setiap operator untuk 1 NIK.
Menurut koordinator aksi Aan Anwarudin, jika kebijakan tersebut terus menerus diterapkan, sebanyak 3.000 pedagang kartu perdana di Kota Tangerang terancam bangkrut.
“Yang kami tolak ini adalah kebijakan yang membatasi kartu perdana, kalau itu ditetapkan usaha kami sebagai pedagang pulsa akan mati,” kata Aan disela aksinya.
Ia menjelaskan, pemasukan para pedagang konter lebih signifikan keuntungannya melalui penjualan kartu perdana. Sebab kata dia, penjualan pulsa tidak mampu memberikan keuntungan dan menutupi operasional outlet.
“Pengguna tetap diperbolehkan memiliki lebih dari 3 kartu perdana, akan tetapi untuk aktivasi selanjutnya wajib datang ke gerai resmi operator. Tentu hal ini membawa dampak yang sangat merugikan bagi kami,” jelas Aan.
Sempat terjadi gesekan antara massa pendemo dengan pihak kepolisian karena insiden pembakaran ribuan kartu perdana.
Aan menuturkan, jika aksi ini tak kunjung ditanggapi, maka pihaknya akan melakukan demonstrasi lanjutan.
“Kami akan maju terus ke Presiden,” pungkasnya. (Zher).