KORANTANGERANG.com – Sebanyak 110 karya lukis dengan media topeng dari siswa/siswi SLB se-DIY dipamerkan dalam Pameran Lomba Lukis Relief 2016 di Deaf Art Community (DAC) Lembaga Peduli Anak Bangsa, 15-22 November 2016. Ajang ini dimaksudkan untuk membuka ruang berekspresi bagi anak – anak penyandang disabilitas di DIY.
Koordinator DAC, Broto Wijayanto mengatakan, sebanyak empat Sekolah Luar Biasa (SLB) di DIY turut berpartisipasi dalam gelaran ini. Empat SLB itu adalah SLB Negeri Pembina Yogyakarta, SLB Negeri 1 Bantul, SLB Negeri 2 Bantul dan SLB Bina Siwi Pajangan.
“Melalui seni, bakat dan kemampuan yang selama ini terpendam bisa tersalurkan,” ujar Broto.
Acara ini juga akan memberikan penghargaan serta uang pembinaan bagi 30 Karya Terbaik Lomba Lukis Relief 2016 SLB DIY. Karya terbaik itu tidak hanya didasarkan atas penilaian dengan kriteria estetika bentuk atau kerapian semata. Namun, di balik itu ada penghargaan bagi penyandang disabilitas atas keberanian dalam berekspresi.
Kegiatan ini juga menjadi salah satu bentuk visi pembangunan Yogyakarta yang berprespektif inklusivitas. Seluruh warga negara tanpa terkecuali berhak untuk berekspresi. @DF