Korantangerang.com – Menjelang bulan suci Ramadan 1440 H (2019) ini, sejumlah komoditas sembako di pasaran, mulai mengalami kenaikan harga, khususnya bumbu dapur seperti bawang putih yang mengalami kenaikan harga hingga 100 persen, dimana sebelumnya hanya Rp. 24.000,- per Kg, saat ini harganya mencapai Rp. 50.000,- per Kg-nya.
Sesuai pantauan disejumlah pasar di Kabupaten Pandeglang dalam satu pekan terakhir ini, kenaikan harga tersebut, lebih pada sejumlah komoditi bumbu dapur. Diketahui dari sejumlah pedagang, mengaku bahwa saat ini bawang putih dijual Rp. 50.000 per kg. Sedangkan di Pasar Sodong, dijual dengan harga Rp. 60,000 per kg.
Yana, salah seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Badak Pandeglang menuturkan, bahwa sebenarnya kenaikan bawang putih sudah terjadi sejak satu minggu lalu. Kenaikannya pun drastis, tidak secara bertahap. Padahal bawang putih yang didapatkannya merupakan produk impor.
“Sebelumnya paling mahal Rp. 25,000, tapi sekarang Rp. 45,000. Kenaikannya hampir 100 persen. Ini sudah berlaku seminggu lebih. Kalau penyebab nya saya kurang tahu, biasanya karena pasokan berkurang yah,” katanya, Jumat (3/5/2019).
Menurut Yana, kenaikan harga tersebut berpengaruh terhadap omzet penjualan. Minat konsumen pun menurun lantaran mengurangi jumlah pembeliannya.
“Sehari paling kejual 3-5 kg. Biasanya sehari bisa habis 8-10 kg. Pembeli juga akhirnya beli eceran, tidak per kg,” sebutnya.
Selain bawang putih, komoditi lain juga mengalami pelonjakan harga yang cukup drastis seperti tomat. Dari semula Rp. 8,000 per kg, kini harganya naik jadi Rp. 12,000 per kg. Hal ini sudah sejak satu bulan lalu. Kemudian daging ayam juga melesat diharga Rp. 35,000 per ekor.
“Sebelumnya, harga ayam potong cuma dijual seharga Rp. 30,000 per ekor,” ujar Anwar, pedagang lainnya.
Para pedagang memprediksi harga bahan pokok itu akan terus merangkak naik selama bulan puasa. Biasanya akan kembali stabil setelah lewat lebaran Idul Fitri.
“Mungkin bakal terus naik, yah. Apalagi nanti kalau mau lebaran karena kebutuhannya semakin tinggi,” imbuhnya.
Kenaikan harga bawang putih ini dikeluhkan oleh konsumen. Seorang ibu rumah tangga, Mayanti mengaku terpaksa mengurangi jumlah belanjaannya. Biasanya sehari ia membeli seperempat bawang putih.
“Kalau sudah naik kita bingung, jadi ikutin aja. Kita engga punya pilihan. Ini lumayan memberatkan. Karena biasanya beli seperempat sekarang hanya 1,5 ons. Dikurangi, engga bisa beli terlalu banyak,” keluhnya.
Mayanti berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga di pasaran, terutama ketika menjelang hari-hari besar.
“Saya berharap ke depannya pemerintah bisa menstabilkan harga terutama menjelang hari besar. Karena kenaikan sering terjadi kalau mau hari-hari besar,” tuturnya.
Meski bawang putih, tomat, dan daging ayam trennya semakin mahal, namun beberapa komoditi lain di Pasar Badak Pandeglang justru cenderung menurun bahkan stabil.
Bawang merah misalnya, semula sempat menyentuh diangka Rp. 40,000 per kg, kini dijual Rp. 30,000 per kg. Kemudian cabai merah, kini dijual seharga Rp. 32,000 rupiah. Lalu cabai rawit, dibanderol dengan harga Rp. 30,000 per kg.
Adapun dari pemantauan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM Kabupaten Pandeglang, harga beras premium dijual dengan harga Rp. 10,000 per kg. Telur ayam turun seribi rupiah menjadi Rp. 24,000 per kg. Sedangkan gula pasir dan minyak kemasan masih stabil, masing-masing dijual dengan harga sekitar Rp. 12,000 per kg. (Daday)