Korantangerang. com – Kota Tangerang saat ini telah mengalami perkembangan yang begitu pesat, namun dalam perjalanannya Kota Tangerang juga dihadapkan pada berbagai persoalan perkotaan mulai dari kemacetan, banjir dan juga masalah lingkungan lainnya. Sehingga tidak mengherankan bila Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terus menggandeng berbagai pihak baik itu dari unsur masyarakat, akademisi dan juga para ahli, untuk bersama-sama merumuskan berbagai solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi.
Dan pada Senin (16/10), bertepatan dengan pelaksanan Apel pagi di Plasa Puspem, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang kembali menjalin kerjasama kemitraan, kali ini Pemkot menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kerjasama kemitraan tersebut terjalin seiring dengan ditandatanganinya MoU atau Nota Kesepahaman antara Pemkot yang diwakili langsung oleh Wali kota Arief R. Wismansyah, dengan BPPT yang diwakili oleh Deputi Bidang Pengembangan Teknologi SDA, Professor Wimpie Agoeng Noegroho Aspar, PhD.
Wali Kota Tangerang sangat menyambut baik adanya kerjasama tersebut. Dikatakannya, bersamaan dengan momentum berkembangnya Kota Tangerang, dibutuhkan sinergitas dari semua pihak termasuk BPPT, yang dapat memberikan solusi bagi penanganan persoalan perkotaan yang ujung-ujungnya juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Jadi teman-teman dari Dinas PUPR membangun kerjasama dengan BPPT karena memang di sana banyak teknologi yang bisa kita aplikasikan dalam kebutuhan pembangunan kota Tangerang,” ujarnya.
Salah satu yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas PUPR dan SDA Kota Tangerang, Nana Trisyana adalah terkait penggunaan teknologi penelitian struktur tanah dengan Geolistrik untuk mendapatkan profil lapisan tanah dasar (sub bottom profile) yang sangat membantu dalam proses investigasi tanah pada pembangunan jembatan.
“Jadi sebelum kita melakukan pembangunan jembatan terlebih dahulu kita lakukan pengeboran di satu titik untuk menginvestigasi struktur tanah. Karena hanya beberapa titik ini hasilnya jadi kurang akurat, karena kenyataannya jarak satu meter aja karakter tanah sudah beda. Pemanfaatan teknologi ini memungkinkan untuk memindai struktur tanah secara tepat sehingga bisa meminimalisir terjadinya longsor atau amblas,” paparnya.
Ini cocok untuk dilakukan pada daerah dimana struktur tanah yang di dominasi oleh lapisan aluvial tebal (lempung) seperti di wilayah Kecamatan Priuk, Kawasan Kali Ledug maupun pada sepanjang aliran sungai Cisadane.
Selain itu, Nana juga menyampaikan bahwa kedepan pihaknya juga sedang menjajaki untuk menerapkan teknologi peringatan dini banjir yang sudah dikembangkan oleh BPPT.
“Termasuk juga teknologi pembangunan tanggul,” jelas Nana.
Sementara itu, Prof Wimpie menyampaikan bahwa MoU ini baru merupakan langkah awal selanjutnya nanti akan diadakan tindak lanjut yang sifatnya lebih tehnis.
“Ini merupakan suatu langkah awal nanti secara lebih detilnya akan ada beberapa PKS-PKS (Perjanjian Kerja Sama).Jadi secara nyata hasil-hasil yang telah sudah dilaksanakan oleh BPPT akan diaplikasikan di salah satunya di Pemerintah Kota Tangerang,” pungkasnya.(zher).