Stasiun Geofisika (Stageof) Tangerang, Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) menghimbau agar masyarakat tak perlu khawatir seiring beredarnya informasi tentang fenomena equinox yang di prediksikan kemarin tanggal 21 Maret atau 22 Maret hari ini.
“Iya, ini sangat penting untuk diketahui masyarakat, prediksi hari Selasa kemarin dan hari Rabu siang ini, namun kami menghimbau agar masyarakat tangerang tak perlu panik atau khawatir,” ungkap Fauzik Darmawan Kepala Seksi Data Dan Informasi BMKG Tangerang saat di konfirmasi wartawan Korantangerang.com di ruang kerjanya, Rabu (22/3).
Ia memaparkan, equinox merupakan fenomena yang rutin terjadi di seluruh Indonesia setiap tahunnya bukan hanya di Tangerang. Dalam satu tahun Indonesia bahkan mengalami dua kali equinox, yaitu pada vernal equinox 21 Maret dan autumnal equinox 23 September.
“Equinox merupakan fenomena iklim normal, bukan sesuatu yang mengkhawatirkan. Hal ini berbeda dengan gelombang panas yang terjadi di Arab Saudi, kita bisa merasakan kemarin juga T.max hingga pukul 19.00, 31 derajat Celsius dan hari ini pun sepertinya normal saja” katanya.
Sementara itu Sardjono Kepala Seksi Observasi BMKG Tangerang menjelaskan, equinox merupakan kondisi yang terjadi saat matahari berada persis di atas garis khatulistiwa atau equator. Ketika fenomena ini berlangsung, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi relatif sama.
Saat matahari berada di titik nol equator, lanjut Sardjono, panjang siang dan malam sama yaitu 12 jam. Kondisi itu memang akan menimbulkan peningkatan suhu udara di Indonesia. Namun demikian, tidak akan mengakibatkan kenaikan suhu secara drastis.
“Suhu rata-rata normalnya disini berkisar antara 26-33 derajat Celcius. Suhu tertinggi yang pernah tercatat adalah 38,6 derajat Celcius terjadi pada tahun 2011,”urainya.
Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik berlebihan, sebab kenaikan suhu akibat equinox tidak sama seperti badai panas. Namun Sardjono menyarankan, masyarakat Tangerang tetap mengantisipasi kenaikan suhu.(hel)