akarta – Pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta telah terjadi beberapa pemaksaan kehendak serta intimidasi dan aksi premanisme oleh segerombolan orang kepada petugas KPPS untuk bisa mencoblos tanpa menghiraukan aturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh KPU DKI Jakarta. Karena itu Komunitas Forum Indonesia merasa perlu melahirkan program khusus berkaitan dengan upaya Pilkada DKI Jakarta agar benar-benar terlaksana secara LUBER dan JURDIL. Program yang digagas itu diberinama ‘Bang Japar’. Demikian ungkap inisiator gerakan ‘Bang Japar’ yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari DKI Jakarta, Fahira Idris.
Menurut Fahira, ‘Bang Japar’ merupakan akronim dari ‘Kebangkitan Jawara dan Pengacara’ yang resah melihat begitu arogannya segerombolan orang mengintimidasi para petugas KPPS. Seakan-akan mereka paling benar, paling berkuasa, dan paling paham hukum.
“Keresahan dan kekhawatiran para jawara dan pengacara bukan tanpa alasan. Pasalnya, hingga saat ini aparat yang berwenang belum terlihart akan menindaklanjuti aksi intimidasi, ancaman, dan premanisme di TPS tersebut. Padahal aksi-aksi seperti itu masuk dalam pelanggaran karena sudah mengganggu proses dan tahapan pilkada. Aksi-aksi premanisme itu tentunya tidak boleh terjadi lagi pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta yang akan berlangsung pada 19 April 2017,” ujarnya.
Untuk itu, tambah Fahira, para relawan jawara dan relawan pengacara yang berkolaborasi dalam gerakan ‘Bang Japar’ akan ikut membantu mengawasi TPS agar aksi-aksi pemaksaan kehendak dan premanisme tidak terjadi lagi pada hari pencoblosan nanti.
“Gerakan ini merupakan salah satu program dari komunitas bernama Forum Indonesia. Para jawara dan pengacara yang bergabung sepakat bahwa premanisme seperti itu harus dilawan secara elegan dan beradab. Niat kita adalah ikut membantu penyelenggara pilkada, agar pilkada itu tidak hanya LUBER, tetapi juga JURDIL dengan menangkal tindakan intimidatif, curang, dan arogan yang mengganngu ketertiban TPS,” terangnya.
Ditambahkan Fahira, dari sisi keamanan, para jawara, jika dibutuhkan akan membantu mengamankan TPS dari oknum-oknum yang coba mengacau. Sementara dari sisi hukum, para pengacara akan memastikan proses pemungutan dan penghitungan suara sesuai dengan aturan. Intinya, ‘Bang Japar’ tidak ingin aksi-aksi seperti yang dilakukan ‘Iwan Kotak-Kotak’ terjadi lagi.
“Selain mencegah aksi-aksi premanisme di TPS, Bang Japar juga akan ikut mnengawasi agar pada pemunguran suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta tidak terjadi mobiliasasi pemilih sehingga hanya mereka yang benar-benar berhak saja yang diperbolehkan masuk ke dalam bilik suara untuk menyampaik