PLPPBI Prediksi Kerugian Bisnis Bunga Mencapai 70% Dampak Dari Pandemi Covid 19


Tangsel – Perkumpulan Lembaga Pedagang Dan Petani Bunga Indonesia (PLPPBI) sangat merasakan dampak merosotnya omset penjualan bunga segar hingga 70 % sejak Indonesia waspada/darurat pandemi virus covid 19. Omset penjualan bunga anjlok di pasar bunga lokal mengakibatkan banyak pedagang frustasi dan memutuskan pulang kampung.

Padahal pemerintah sudah menghimbau membatasi kegiatan pulang kampung untuk sementara waktu namun keresahan rakyat tak dapat dibendung. Kondisi pasar kembang yang dikelola oleh PLPPBI untuk sementara kondisi nya sepi/lesu seperti halnya Pasar Kita di Pamulang Tangsel, maupun pasar kembang Srengseng Junction Kembangan Jakarta Barat.

Hendra , Ketum PLPPBI lewat telepon seluler menyampaikan kepada media kemarin (Selasa, 1/4/20) “Saya prihatin dengan kelangsungan bisnis global, ekonomi yang melemah, nasib bangsa dan negara menyedihkan . Imbas pandemi covid 19 sangat terasa bagi PLPPBI, banyak orderan bunga yang dibatalkan oleh pemesan, kami kecewa namun ga bisa memaksakan dalam kondisi seperti ini “ungkap Hendra.

” PLPPBI siap mengikuti kebijakan dan taat pada aturan pemerintah, meskipun bisnis bunga sedang terseok – seok sebagian petani/pedagang bunga masih bekerja semampu nya”. Biasa nya memasuki bulan Ramadhan bisnis bunga rampai untuk keperluan ziarah kubur selalu laku keras ungkap nya. Namun untuk tahun ini “saya bingung juga, petani dan pedagang dibatasi gerak nya lantaran wabah Covid 19,”sambungnya.

Untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid 19, Pedagang Pasar Kembang sudah semakin sepi, lingkungan pasar dilengkapi dengan sarana prasarana memadai untuk cuci tangan dan MCK. Pasar minggu lalu telah disemprot cairan disinfektan, menjaga kebersihan dan pelayanan terbaik menjadi prioritas.

Sebelum mewabah nya covid 19 di tanah air tercinta ini, PLPPBI telah menyiapkan diri dengan konsep – konsep cemerlang untuk menghadapi segala kemungkinan.

“Semoga corona cepat berlalu demi kelangsungan hidup anggota keluarga, saat ini pengiriman bunga sudah tidak ada lagi”, ungkapnya.

Rakyat harus taat dengan kebijakan pemerintah, stay at home, lockdown, sosial distacing maupun PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk kemaslahatan bersama.
“Semoga bantuan dana yang di janjikan pemerintah dapat diterima dengan baik oleh rakyat sebagai penerima manfaat”, demikian pungkas Ade Suhendra.

Bunga memang bukan kebutuhan primer, namun dengan bunga dunia bisa menjadi lebih indah dan berwarna, dengan bunga negara bisa memiliki ikon yang bisa dijual kepada turis lokal/asing. Dengan bunga roda perekonomian berputar, dengan bunga pernikahan, kelahiran, ulang tahun menjadi meriah, dengan bunga tanah pemakaman menjadi asri, dengan bunga parfum pun bisa tercipta.(zher)


Next Post

Pandemi Covid -19, Tak Halangi Dandim 0803 Dan Kapolres Madiun Donor Darah

Kam Apr 2 , 2020
Madiun- Wabah Virus Corona (COVID-19) yang tengah berkembang di Indonesia membuat semua pihak bahu-membahu memerangi virus tersebut. Tak terkecuali jajaran Kodim 0803/Madiun […]