Ratusan Anak Berkebutuhan Khusus Ikut Kemnas


lombokPerkemahan nasional (kemnas) penegak dan pandega bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) kembali digelar. Sebanyak 198 peserta anak berkebutuhan khusus dari seluruh Indonesia mengikuti kegiatan kemnas ini.

“Kemnas 2015 bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Achmad Jazidie, saat membuka secara resmi Kemnas 2015 di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (26/5/2015).

Kegiatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan karakter. Melalui Kemnas 2015, Kemendikbud terus berupaya memenuhi kebutuhan peserta didik, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, sehingga kelak memiliki kedudukan dan peluang yang sama dengan anak-anak yang lain dalam berbagai aspek kehidupan.

Menurut Jazidie, terdapat perbedaan dalam setiap pelaksanaan Kemnas tiap tahunnya. Tahun ini misalnya, ada inovasi kegiatan keterampilan hidup (life skill) yang menjadi kegiatan kemandirian peserta. Ada pula kegiatan bina masyarakat yang berorientasi pada bagaimana peserta mampu memahami kondisi riil masyarakat dengan melakukan bakti kepramukaan.

Kemnas kali ini merupakan pelaksanaan tahun keempat yang digelar oleh Kemendikbud melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Ditjen Dikmen. Perkemahan pertama dilaksanakan di Solo pada 2012, kemudian pada 2013 dan 2014 dilaksanakan di Bali, dan tahun ini dilaksanakan di Lombok, NTB.

Sebanyak 198 peserta terdiri dari tingkatan penegak (usia 16–21 tahun) dan pandega (21–25 tahun) dari seluruh provinsi di Indonesia. Peserta yang hadir dan mengikuti upacara ini terdata 31 kwartir daerah (kwarda). Dua kwartir daerah dari Maluku Utara dan Papua Barat belum hadir karena terkendala penerbangan.

sumber : okezone


Next Post

Pendidikan yang "Memerdekakan" dan "Membangkitkan", Bukan yang "Cupu"...

Rab Mei 27 , 2015
Sebutlah namanya Radit, siswa berusia 18 tahun. Radit diterima di fakultas hukum perguruan tinggi negeri (PTN) ternama melalui jalur undangan […]