Pengobat Alternatif Tradisional Dalam Sudut Pandang Sosio Dan Historis


Korantangerang.com – Awalnya sistim Pengobatan tradisional dipandang sebelah mata karena tidak didukung oleh riset yang memadai.Namun jumlah Masyarakat yang memanfaatkan pengobatan Tradisional masih tetap tinggi.Sekalipun pelayanan kesehatan moderen telah telah berkembang di Indonesia.

Hasil survai Sosial Ekonomi nasional,57 % penduduk indonesia melakukan pengobatan sendiri, 31,7 % menggunakan pengobatan tradisional dan 9,8 % menggunakan cara pengobatan.Demikian dikatakan Drs.H.Raden Wijaya,Mc.Msi,ph.D, Rabu (18/10) saat mengadakan Rakernas Dewan Pimpinan Nasional dan DPW se Indonesia yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Pengobat Tradisional dan Ramuan Indonesia ( PePATRI) di Narita Hotel Cipondoh Kota Tangerang.

Dalam kesempatan itu Ketua wilayah GNPK-RI Provinsi Sumatra Selatan,Prof.PH.CH Drs.HM.LAKONI RAWAS yang ikut menghadiri acara itu mengatakan,dalam organisasi perkumpulan yang berskala nasional ini,ia meminta agar benar benar orang yang mempunyai ke ahlian dalam bidangnya, karena saat ini banyak yang mengaku ngaku ahli.Pengobatan baik lahir maupun bathin namun faktanya bohong alias abal abal.

“Justru yang benar benar Pengobat Tradsional malah kalah populernya dengan yang abal abal” katanya.

Seperti Jeng ANA yang buka praktek di Tang City , saat saya sakit mendatangi jeng ANA alhamdulilah penyakit yang saya derita sembuh total.Karena disamping mengerti cara meracik bahan tradisional,pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu mampu mempercepat proses penyembuhan.

“Padahal saya telah berobat kemana mana namun alhamdulilah berkat berobat ke Jeng Ana di Kota Tangerang ini saya bisa sembuh “katanya.

Sementara itu ketika korantangerang.com menemui Jeng Ana mengatakan,Pengobatan tradisional dikelompokan menjadi empat jenis yakni :
1. Pengobatan tradisional dengan ramuan obat asli Indonesia,Cina dan India.
2. Pengobatan tradisional spiritual/kebathinan yakni pengobatan yang dilakukan atas dasar kepercayaan agama dan dengan dasar getaran magnetis yaitu bisa memakai pengaruh dunia luar.
3. Pengobatan dengan mamakai peralatan/perangsangan seperti akupuntur,dan ilmu pengobatan Cina dengan menggunakan penusukan jarum dan penghangatan moxa (Daun arthamesia vulgaris yg dikeringkan).
4. Pengobatan tradisional yang telah mendapatkan pengarahan dari pemerintah seperti,dukun beranak, urut pijit, patah tulang dan tukang gigi ujarnya.(A.Fat/Zher)


Next Post

Dedi Sudrajat Nahkoda Baru KSPSI Banten

Rab Okt 18 , 2017
korantangerang.com-Dalam surat keputusan Nomor SK.005/konferdalub/DPD-KSPSI/BANTEN/X/2017 tentang penetapan calon ketua DPD KSPSI provinsi Banten melalui pimpinan sidang konferdalub DPD KSPSI provinsi […]