Membangun Indonesia Melalui karakter


Presiden Jokowi saat kampanye pilpres 2014 hingga sekarang getol menyuarakan Revolusi Mental, ini merupakan salah satu progam dari Nawacita beliau untuk menjadikan Indonesia menjadi Negara maju.

Revolusi mental yang di gembor-gemborkan pemerintah memang bukan tanpa alasan, mengingat banyak sekali para pejabat yang bermental penjahat, politisi yang bermental pencuri dan masih banyak lagi orang-orang yang bermental tempe yang hanya mementingkan diri sendiri, maka tidak heran dengan mental yang amburadul itu banyak sekali terjadi tindak korupsi di berbagai Instansi pemerintahan.

Dalam survei terbaru lembaga Transparency International (TI) mengumumkan adanya perbaikan indeks persepsi korupsi (Corruption Perception Index) Indonesia untuk tahun 2015. Menurut laporan TI, Indonesia mengalami kenaikan peringkat di antara negara-negara dengan tingkat korupsi yang tinggi.Berdasarkan temuan TI, skor CPI Indonesia untuk 2015 mencapai 36. Jumlah tersebut meningkat dua poin dibanding skor CPI 2014 yaitu 34. Dengan kenaikan skor tersebut, peringkat korupsi Indonesia turun dari peringkat 107 ke peringkat 88, dari 168 negara.

Kalau melihat peringkat tersebut Indonesia bisa dikatakan masih darurat korupsi, apalagi dalam setahun terahir yaitu pada tahun 2016, KPK berhasil OTT (Operasi Tangkap Tangan) sebanyak 16 kali, sebagian orang memuji kinerja KPK namun dilain pihak, ini merupakan suatu kemunduran mental pejabat yang rela menggadaikan kehormatan dan harga diri bangsa demi kepentingan pribadi, inisungguh sangat memprihatinkan.

Kalau hal ini dibiarkan, Negara Indonesia akan tinggal nama karena di gerogoti dari dalam, maka dari itu perlu adanya penanganan yang serius untuk membangun Indonesia, karena jika ingin membangun Indonesia maka bangun dulu orangnya (SDM) nya, seperti halnya Jepang ketika di hancurkan oleh sekutu, pada saat itu hal pertama yang dilakukan oleh kaisar Hirohito adalah menanyakan ada berapa guru yang kita miliki, karena beliau sadar bahwa hal yang terpenting dalam membangun suatu bangsa adalah dengan membangun manusianya menjadi manusia yang unggul, dan hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan.

Untuk merealisasikan Revolusi Mental yang di wacanakan oleh presiden Jokowi maka pendidikan karakter harus diterapkan terhadap setiap individu karena akar dari semua tindakan yang jahat dan buruk, terletak pada karakter. Karakter yang kuat adalah sandangan fundamental yang memberikan kemampuan kepada populasi manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian dan kebajikan yang bebas dari tindakan-tindakan yang tidak bermoral.

Mengingat pentingnya kualitas karakter bangsa, Thomas Lickona, seorang professor pendidikan dari Cortland university mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda-tanda suatu bangsa akan menuju jurang kehancuran, yaitu: 1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, 2. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk, 3. Pengaruh peer group yang kuat dalam tindakan kekerasan, 4. Meningkatnya  perilaku merusak diri, seperti narkoba, alcohol dan sexs bebas, 5. Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, 6. Menurunya etos kerja, 7. Semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, 8. Rendahnya tanggung jawab individu dan negara, 9. Membudayanya ketidakjujuran, 10. Adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama.

Maka dari itu pendidikan karakter harus di implementasikan sejak dini, baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan karakter yang baik yaitu: perlu adanya Internalisasi nilai positif yang ditanamkan oleh orang tua maupun sekolah, pembiasaan dan latihan, pemberian contoh dan teladan, penciptaan suasana berkarakter dan pembudayaan berkarakter dengan baik. Jika hal ini dilakukan dengan baik oleh pemerintah maupun masyarakat maka penulis punya keyakinan bahwa generasi selanjutnya akan mempunyai karakter yang baik, sehingga progam Revolusi Mental  dapat berjalan dengan lancar dan Indonesia Berjaya. Wallahu A’lam Bissawab.

 

Penulis: Abdul Aziz

Alumnus Pesantren Nurul Qur’an, Pamulang, Tangsel

Guru SDIT al-Hamidiyah Depok


Next Post

Ups! Ussy dan Andhika Pratama Tak Penasaran Punya Anak Laki-laki?

Rab Apr 12 , 2017
iduk rumah tangga Ussy Sulistiawaty dan Andhika Pratama makin berwarna lantaran rumah mereka diramaikan oleh empat anak perempuan yang cantik-cantik. […]