Banten Peringkat 4 Pernikahan Dini, Begini Kata Komisi IX DPR


Sekitar 3 juta orang penduduk Banten pada tahun 2018 ini adalah berusia 10 sampai 24 tahun, atau masuk golongan usia remaja. Namun, dengan jumlah itu, angka usia pernikahan dini pun ternyata masih tinggi. Bahkan Banten disebut peringkat keempat dari 34 Provinsi di Indonesia untuk pernikahan dini.

Anggota Komisi IX DPR RI Yayat R Biaro pun angkat bicara. Kata Yayat, masih tingginya praktek pernikahan dini di Banten dipicu oleh banyak faktor, satu diantaranya persoalan kultur.

Menurut pria yang sering belusukan ke wilayah pedalaman di Provinsi Banten ini, kultur masyarakat Banten masih memberikan ruang terjadinya pernikahan dini. Ia menyebutkan, bahwa pergaulan muda-mudi, terutama di wilayah pedesaan yang tidak tersentuh industrialisasi, mendorong praktek nikah dini.

“Misalnya, anak baru lulus SLTA sudah menikah, faktornya karena budaya, bahwa perempuan jangan sampai menjadi perawan tua,” ungkap Yayat disela-sela Sosialisasi Pembangunan Keluarga yang dihelat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Banten di Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Jumat (30/11/2018).

Namun, lanjut dia, fenomena mengerikan dari praktek nikah dini itu juga terjadinya cerai muda. Sehingga, tak sedikit perempuan usia muda sudah berstatus janda. Kemudian, muncullah berbagai masalah dalam keluarga, misalnya pemenuhan hak-hak anak serta pola asuh anak.

“Akibat perceraian itu, tentu yang menjadi korban adalah anak. Karena selain kehilangan kehangatan dari ayah atau ibu, mereka juga terancam masa depannya,” bebernya.

Menurutnya, persoalan ini kemudian menjadi setali tiga uang dengan persoalan sosial dan ekonomi lainnya di Banten, diantara yang disebutkannya adalah kemiskinan, tingkat pendidikan dan kesejahteraan.

“Pernikahan dini lebih banyak terjadi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah, kelompok masyarakat miskin. Tentu untuk mengatasinya, yang pertama harus ditingkatkan adalah kemampuan ekonomi keluarga dan tingkat pendidikan anak. Kedua hal ini harus menjadi prioritas untuk melakukan pembangunan keluarga di Banten,” tutupanya (Mul)


Next Post

Ke Bintan, Tiga Negara Mencari Hang Tuah

Sab Des 1 , 2018
KORANTANGERANG.COM- Tiga negara, 130 penyair, 350 lebih puisi, berkumpul dalam suatu Jazirah, Kamis malam (29/11) lalu, memaknai jejak-jejak Hang Tuah. […]