5 Hal Penting Kenapa Harus Ke Danau Kelimutu


Danau Kelimutu di Ende, NTT menawarkan pesona keindahan alam yang luar biasa. Ada 5 alasan kenapa kamu mesti liburan ke sana setidaknya sekali seumur hidup.

Mulai dari pemandangan alamnya yang begitu indah, hingga kisah-kisah mitos yang menyelimutinya, Danau Kelimutu jadi primadona untuk traveler kunjungi di NTT. Dikumpulkan detikTravel, Senin (21/9/2015), inilah 5 alasan kenapa kamu mesti liburan ke Danau Kelimutu:

1. Sunrisenya dahsyat

Tentu saja kamu datang jauh-jauh ke Danau Kelimutu ingin melihat pemandangan alamnya yang sangat indah. Terutama bagi penghobi fotografi, mengabadikan cantiknya Kelimutu pasti jadi tantangan tersendiri. Momen terbaik tentu saja saat sunrise, benar-benar dahsyat!

Siapkan kamera yang mumpuni dan mata yang jeli, karena dipotret dari sudut mana saja Danau Kelimutu akan tetap cantik. Bak bidadari, tinggal pintar-pintarnya kita saja mengambil sudut pandang, agar jepretan makin maksimal. Buat yang ingin narsis di media sosial juga bisa banget, istilahnya Instagram-able!

Tak salah jika para turis, baik domestik maupun luar negeri rela bersiap dari pagi buta untuk trekking dan melihat momen sunrise di puncak Gunung Kelimutu. Pesona ketiga kawahnya akan siap membius indera penglihatan.

2. Mitos dan legendanya menarik

Selain pemandangan alam yang dahsyat, Danau Kelimutu juga menyimpan kisah-kisah mitos yang menyelimuti keberadaannya. Terutama kisah tentang asal-usul danau 3 warna yang ada di puncak. Masyarakat Suku Lio yang tinggal di sekitar Danau Kelimutu percaya, arwah leluhur mereka yang sudah meninggal bersemayam di ketiga danau tersebut.

Arwah para tetua adat akan bersemayam di Tiwu Ata Mbupu yang berwarna hijau kegelapan. Arwah pemuda dan pemudi akan bersemayam di Tiwu Nuwa Muri Koofai yang berwarna biru muda, sementara arwah orang jahat dan tukang sihir akan menempati Tiwu Ata Polo yang berwarna merah darah. Begitulah menurut kepercayaan Suku Lio.

Ada juga mitos tentang Garugiwa, sang burung arwah yang mendiami Taman Nasional Kelimutu. Konon burung ini bisa menirukan hingga 15 jenis kicauan suara burung berbeda sekaligus. Namun anehnya, kamu akan sulit melihat wujud sang burung. Pantas jika namanya sebagai burung ‘arwah’. Bikin penasaran!

3. Cuacanya sejuk

Letak Kota Ende yang berada di ketinggian dan kontur alamnya yang berbukit-bukit ternyata membawa berkah tersendiri. Cuaca di Ende sejuk dan bikin betah. Jika Kamu sudah bosan dengan kehidupan Jakarta yang sumpek, bising dan panas, boleh banget loh menyepi sejenak di Ende untuk melihat Danau Kelimutu. Dijamin tidak akan rugi ataupun menyesal seuumur hidup.

4. Ritual upacara adat tahunan

Setiap tahunnya di Danau Kelimutu juga digelar upacara adat yang sangat menarik untuk disimak. Nama upacaranya adalah Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata. Inilah upacara memberi makan roh leluhur yang dilakukan para tetua adat Suku Lio.

Upacara digelar tepat pada tanggal 14 Agustus setiap tahunnya. Tak kurang ratusan hingga ribuan orang melihat prosesi adat ini, termasuk turia mancanegara. Kalau turis bule saja penasaran ingin melihat uniknya upacara adat Pati Ka, masak kita yang katanya cinta Indonesia malah nggak pergi ke sana? Kalah dong sama Bule!

5. Fenomena alam unik

Danau Kelimutu juga punya fenomena alam unik yang mesti tahu. Warna danaunya selalu berubah-ubah dalam kurun waktu 25 tahun terakhir. Mulai dari biru muda menjadi putih, merah, biru menjadi hijau toska, hingga biru menjadi hitam pekat. Konon perubahan warna ini terkait adanya reaksi kimiawi antara senyawa dan organisme yang ada di dalam air danau.

Ada pula yang mengatakan perubahan warna itu terkait tentang peristiwa alam yang akan terjadi. Yang jelas, dari sekian banyak danau di Indonesia, Danau Kelimutu barangkali menjadi satu-satunya danau yang fenomena alamnya banyak diburu wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Kamu juga, segera masukkan Danau Kelimutu ke daftar tujuan liburan berikutnya!

(ASM)


Next Post

Bocah SD Tewas Ditendang Teman, Psikolog Fokuskan Pemulihan Psikologis R

Sen Sep 21 , 2015
korantangerang.com – Asosiasi Psikologi Forensik (APSIFOR) mendorong agar R (8), bocah yang menganiaya temannya Nur Anggrah Ardiansyah (8) hingga tewas, […]